Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Sabtu, 11 Juli 2020 | 08:35 WIB
Ilustrasi nyamuk (Pexels.com)

SuaraSulsel.id - Saat ini, wabah virus corona belum menunjukkan tren penurunan. Sementara, di tengah pandemi yang belum usai, kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Gorontalo juga memunculkan kekhawatiran baru.

Paling baru, DBD di wilayah tersebut menelan korban meninggal dunia. melansir dari gopos.id --Jaringan Suara.com, salah seorang warga di Limboto dikabarkan meninggal setelah sebelumnya menderita DBD. Warga tersebut meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit MM Dunda Limboto.

“Sebelum meninggal korban sempat mengalami panas tinggi dan mengeluarkan darah di bagian gusi,” ungkap Agus Polontalo, salah satu keluarga korban.

Agus melanjutkan, sebelum meninggal dunia korban sempat dua kali melakukan transfusi darah dan menjalani perawatan di RS Dunda. Transfusi pertama dilakukan dengan 10 kantong darah dan transfusi kedua sebanyak 14 kantong.

Baca Juga: Bejat! Iming-iming Rp10 Ribu, Paman Cabuli Keponakan Sendiri

“Tapi pada transfusi yang kedua tidak bisa dilanjutkan karena pasien sudah mengalami kejang-kejang,” ujar Agus.

Kepala Puskesmas (Kapus) Limboto, Aswin Mootalo menjelaskan, pihaknya baru mengetahui ada kasus DBD di wilayah Limboto, Kabupaten Gorontalo, setelah adanya pasien meninggal dunia. 

“Untuk kasus kematian yang di Limboto kita sudah turunkan tim. Hasilnya di sana kita menemukan jentik nyamuk. Dalam waktu dekat kita akan lakukan foging (pengasapan) di wilayah Hutuo,” ungkap Aswin, Rabu (8/7/2020)

Lebih lanjut, Aswin menyebut, sepanjang Januari hingga Juni 2020 tercatat sudah ada 45 kasus DBD di wilayah Limboto dengan satu korban meninggal dunia.

“Pasien ini dirawat dua kali. Untuk perawatan pertama hasil labnya sudah kami sampaikan. Tapi saat dirawat kedua, pasien meninggal sebelum hasil lab keluar,” ujar Humas RS Dunda, Harianto Banteng melalui pesan singkat.

Baca Juga: Catat! 5 Wisata di Bali Segera DIbuka Jelang New Normal

Load More