Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen Usai Fase Darurat

Kementerian Pekerjaan Umum membeberkan strategi komprehensif dalam penanganan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir

Muhammad Yunus
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:36 WIB
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen Usai Fase Darurat
Jembatan Krueng Tingkeum di Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, yang sempat putus total selama sebulan telah diperbaiki Kementerian PU [Suara.com/Kementerian PU]
Baca 10 detik
  • Kementerian PU memprioritaskan pemulihan konektivitas Aceh darurat pascabencana melalui solusi sementara seperti jembatan kayu atau panel.
  • Fase awal penanganan melibatkan upaya simultan memperbaiki jalan kabupaten dan membangun jalur alternatif untuk mobilitas warga.
  • Pemulihan infrastruktur jangka panjang melalui rehabilitasi, rekonstruksi, dan pembangunan jembatan permanen akan segera menyusul.

SuaraSulsel.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) membeberkan strategi komprehensif dalam penanganan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh.

Melalui Direktorat Jenderal Bina Marga, kementerian PU menegaskan bahwa prioritas utama adalah pemulihan konektivitas secepat mungkin melalui solusi darurat, sebelum melangkah ke tahap pembangunan infrastruktur permanen yang lebih tangguh.

Rakhman Taufik, Direktur Pembangunan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU, menjelaskan bahwa kecepatan adalah kunci dalam fase awal penanganan bencana.

Menurutnya, langkah pertama yang wajib dilakukan adalah memastikan jalur yang terputus dapat segera tersambung kembali untuk kelancaran mobilitas warga dan distribusi bantuan.

Baca Juga:Jembatan Vital Aceh Dibuka Lagi, Akses Jalan Nasional Medan-Banda Aceh Normal

"Tentu yang pertama kita harus menangani secara darurat terlebih dahulu. Apapun itu yang kita lakukan bisa dengan jembatan kayu atau dengan timbunan atau dengan boks atau misalnya dengan jembatan panel-panel darurat seperti di sini," jelas Rakhman.

Prinsip utama dalam fase tanggap darurat ini adalah fungsionalitas.

"Yang penting jalan segera terhubung kembali. Kemudian kita juga mencari jalur-jalur alternatif," tambahnya.

Strategi ini terbukti efektif saat Jembatan Krueng Tingkeum di Bireuen putus total. Tim di lapangan tidak hanya fokus pada pembangunan jembatan darurat di lokasi utama, tetapi juga secara simultan memperbaiki jalan kabupaten dan memasang jembatan panel di titik alternatif.

"Sebagai contoh waktu jembatan Krueng Tingkeum ini putus, kita juga memperbaiki jalan kabupaten dan kita memasang jembatan panel darurat di Awe Geutah," ungkap Rakhman.

Baca Juga:Kembali Kirim Tim Kemanusiaan, Gubernur Sulsel Bantu Aceh Timur Rp1 Miliar

Lebih lanjut, Rakhman menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat proses pemulihan.

Kementerian PU tidak bekerja sendiri, melainkan menggalang seluruh sumber daya yang tersedia, termasuk dari pihak swasta dan aparat keamanan.

Sinergi ini menjadi tulang punggung keberhasilan operasi pemulihan konektivitas di Aceh.

"Kemudian selain itu strategi kita adalah kita mencari sumber daya. Sumber daya itu artinya ada dari penyedia jasa, ada dari TNI juga kita sama-sama berkolaborasi. Sehingga konektivitas untuk masyarakat bisa segera tersambung," tegasnya.

Terkait jembatan darurat Krueng Tingkeum yang baru saja difungsikan, Rakhman memberikan detail teknis mengenai langkah akhir sebelum dibuka penuh untuk publik. Uji beban menjadi prosedur standar untuk memastikan keamanan struktur jembatan darurat.

"Ya, tadi malam kita selesaikan semua panel-panelnya kemudian kita lakukan uji beban dengan beban sekitar 38 ton ya. Memenuhi syarat, tetap harus ada pembatasan. Ya. Ini namanya juga jembatan panel darurat. Jadi kita batasi beratnya. Mungkin akan kita umumkan besok beratnya," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini