- Memperkuat Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah Sulawesi Selatan yang Kolaboratif, Inovatif, dan Inklusif
- Mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sulsel
- Upaya ini akan terus diintegrasikan dengan kebijakan pembangunan daerah yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
SuaraSulsel.id - Suasana penuh semangat dan kolaborasi terasa di Baruga Phinisi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (7/11/2025).
Di tempat itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menghadiri Closing Ceremony Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah (BEKS) Sulsel 2025 yang digelar oleh Bank Indonesia Sulsel.
Mengusung tema “Memperkuat Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah Sulawesi Selatan yang Kolaboratif, Inovatif, dan Inklusif”, acara ini menjadi penutup rangkaian kegiatan selama satu bulan penuh di Oktober 2025.
BEKS diisi dengan 18 kegiatan yang melibatkan lebih dari 5.000 peserta dari berbagai instansi, lembaga, dan komunitas ekonomi syariah.
Baca Juga:Sekda Jufri Rahman Lantik 4 Fungsional Ahli Utama Lingkup Pemprov Sulsel
Dalam sambutannya, Jufri Rahman menegaskan bahwa BEKS 2025 menjadi momentum penting bagi Pemprov Sulsel dan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.
“Membangun ekonomi dan keuangan syariah tidak bisa single sektor, harus kolaboratif lintas sektor. Kehadiran kita di sini menunjukkan komitmen bersama agar ekonomi syariah terus tumbuh di Sulsel. Kami apresiasi langkah Bank Indonesia yang telah menginisiasi kegiatan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jufri mengusulkan agar pemerintah membuka peluang skema kredit untuk pondok pesantren, mirip seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kalau bisa pondok pesantren juga diberi akses skema kredit tanpa bunga, misalnya dengan batas tertentu. Ini bisa membantu koperasi pesantren dalam mengembangkan usaha,” jelasnya.
Ia mencontohkan, banyak pesantren memiliki potensi ekonomi besar, seperti usaha ternak ayam petelur yang bisa memenuhi kebutuhan 3.000 butir telur per hari untuk SPPG. Menurutnya, dukungan akses pembiayaan akan membuat pesantren lebih mandiri dan berdaya secara ekonomi.
Baca Juga:Pemprov Sulsel Gasspol Lawan TBC: Pemeriksaan Gratis, Skrining Jiwa, & Edukasi TBC
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Wahyu Purnama A, menyampaikan bahwa sepanjang Oktober, BEKS telah menghadirkan berbagai kegiatan mulai dari peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah, penguatan ekosistem halal value chain, hingga pelatihan dan sertifikasi juru sembelih halal.
Pada puncak acara ini juga dilakukan penandatanganan kerja sama pasokan antara Koperasi Kolaborasi Bisnis Pesantren dengan SPPG dan mitra usaha lainnya, serta penyerahan beragam sertifikat, di antaranya:
-Sertifikat Juru Sembelih Halal (Juleha)
-Sertifikat Nazhir Wakaf
-Sertifikat Halal untuk penyelia SPPG dan rumah potong unggas
-Sertifikat Zona KHAS SMA 17 Makassar