PSM Makassar Kembali Kena Sanksi FIFA: Dilarang Transfer Pemain Tiga Periode

PSM Makassar kembali tercantum dalam FIFA Registration Ban List

Muhammad Yunus
Senin, 13 Oktober 2025 | 18:17 WIB
PSM Makassar Kembali Kena Sanksi FIFA: Dilarang Transfer Pemain Tiga Periode
Winger PSM Makassar, Victor Dethan merayakan gol ke gawang Persijap Jepara dalam matchday pertama BRI Super League di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Jumat (8/8/2025) [Instagram @psm_makassar]
Baca 10 detik
  • Sanksi tersebut mulai berlaku sejak 8 Oktober 2025
  • Disinyalir berkaitan dengan persoalan penunggakan gaji
  • PSM dilarang melakukan aktivitas transfer pemain selama tiga periode mendatang

SuaraSulsel.id - Lagi dan lagi, PSM Makassar kembali tercantum dalam FIFA Registration Ban List. Berdasarkan laman resmi FIFA, sanksi tersebut mulai berlaku sejak 8 Oktober 2025.

Kembalinya Juku Eja ke daftar larangan pendaftaran pemain ini disinyalir berkaitan dengan persoalan penunggakan gaji yang kembali mencuat dalam tubuh klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut.

Akibat keputusan FIFA ini, PSM dilarang melakukan aktivitas transfer pemain selama tiga periode mendatang.

Artinya, klub tidak bisa merekrut atau mendaftarkan pemain baru baik di bursa transfer tengah musim maupun pada musim depan hingga sanksi tersebut dicabut.

Baca Juga:PSM Makassar Tanpa Tavares: Siapa Ahmad Amiruddin, Pelatih Interim Juku Eja?

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari manajemen PSM Makassar maupun ILeague selaku operator Super League 2025/2026 terkait penyebab pasti jatuhnya sanksi itu.

Namun, publik menduga hal ini masih berkaitan dengan persoalan gaji yang belum tuntas dibayarkan kepada pemain dan staf.

Kondisi ini bukan kali pertama dialami PSM. Klub berjuluk Pasukan Ramang itu pernah dijatuhi sanksi serupa pada 12 April 2024 dan 28 Maret 2025.

Kala itu, FIFA menjatuhkan larangan transfer lantaran manajemen klub menunggak pembayaran gaji sejumlah pemain dan staf pelatih.

Sanksi tersebut akhirnya dicabut setelah PSM melunasi kewajibannya dan menyelesaikan sengketa dengan pihak terkait. Namun, belum genap setahun berselang, masalah yang sama kembali terulang.

Baca Juga:Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen

Situasi keuangan PSM memang sempat menjadi sorotan sejak awal musim. Sejumlah laporan menyebut klub mengalami kesulitan likuiditas sehingga berimbas pada keterlambatan pembayaran gaji pemain dan staf.

Beberapa waktu lalu, Manajer PSM Makassar, Muhammad Nur Fajri juga mengakui adanya keterlambatan pembayaran gaji seperti yang mencuat ke publik.
"Untuk pemain, hanya terlambat satu bulan,” ujar Fajri pada Jumat, 3 Oktober 2025 lalu.

Meski begitu, Fajri enggan menjelaskan lebih rinci berapa besar total tunggakan tersebut. Termasuk soal klaim gaji lima bulan yang sebelumnya diungkapkan oleh eks pelatih PSM, Bernardo Tavares.

Pernyataan Fajri itu justru semakin memantik tanda tanya di kalangan suporter. Pasalnya, pernyataan resmi dari pihak klub tidak menjawab isu keterlambatan yang sudah lama bergulir, terutama setelah mundurnya Tavares dari kursi pelatih.

Kisruh pembayaran gaji diyakini menjadi salah satu penyebab hengkangnya pelatih asal Portugal tersebut. Bernardo Tavares secara resmi mengumumkan perpisahan dengan PSM melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Rabu malam, 1 Oktober 2025.

Dalam unggahannya, Tavares menulis pesan perpisahan menyentuh kepada para pemain dan suporter. Ia menyebut keputusan mundur diambil setelah "melalui masa sulit bersama tim."

Meski tidak menyebut secara gamblang alasan kepergiannya, sejumlah laporan media menyebut Tavares sempat kecewa dengan situasi internal klub. Termasuk keterlambatan pembayaran gaji staf pelatih dan pemain.

Dalam unggahan panjangnya, Tavares menuliskan rasa terima kasih sekaligus kesedihannya meninggalkan klub yang disebutnya tertua di Indonesia dengan sejarah hampir 110 tahun.

Ia mengaku, musim lalu dirinya sempat diyakinkan oleh manajemen mengenai stabilitas finansial klub untuk musim 2025/2026. Bahkan ia menolak beberapa tawaran dari klub lain demi bertahan di Makassar.

Namun, kondisi sulit tetap dihadapi. Mulai dari larangan FIFA merekrut pemain baru, reputasi buruk soal pembayaran, hingga minimnya fasilitas.

"Meski penuh keterbatasan, kami tetap berhasil membangun tim kompetitif yang kini bernilai tinggi di Transfermarkt," ungkap Tavares.

Pelatih berusia 44 tahun itu juga menegaskan bahwa keputusannya mundur diambil pada masa jeda internasional agar klub punya waktu mencari pelatih baru sebelum laga lanjutan Liga 1 pada 19 Oktober mendatang.

Meski hubungannya dengan manajemen berakhir pahit, Tavares menegaskan bahwa dirinya tetap bangga dengan pencapaian yang diraih bersama PSM.

Di bawah asuhannya, PSM berhasil menorehkan sejarah sebagai juara Liga Indonesia 2022/23 setelah penantian 23 tahun.

Selain itu, Juku Eja juga tampil hingga final Piala AFC Zona ASEAN 2022/23, mencatat 10 poin di fase grup Piala AFC 2023/24, hingga melaju ke semifinal ASEAN Club Championship 2024/25.

"Selama tiga tahun terakhir, PSM adalah klub Indonesia dengan penampilan internasional terbaik, meski selalu bermain di luar Sulawesi," ucapnya.

Ia menambahkan, PSM juga berhasil melahirkan skuad muda yang berkontribusi besar bagi tim nasional, baik di level junior maupun senior.

"Saya pergi dengan rasa sakit, tetapi juga dengan kebanggaan. PSM Makassar akan selalu ada di hati saya," kata Tavares.

Sejak kepergian Tavares, kursi pelatih kepala PSM masih belum pasti. Klub dikabarkan tengah menjajaki beberapa opsi pelatih baru sambil menunggu kepastian nasib sanksi dari FIFA.

Kembalinya PSM dalam daftar larangan transfer FIFA seolah menegaskan krisis manajemen yang belum tuntas. Dalam dua tahun terakhir, tim kebanggaan warga Makassar ini menghadapi berbagai persoalan, mulai dari penundaan gaji hingga ketidakpastian finansial yang berimbas pada performa di lapangan.

Sejauh ini, Yuran Fernandes dan kawan-kawan hanya mencatatkan 7 poin dan berada di urutan 14 klasemen sementara.

Sanksi terbaru ini tentu menjadi pukulan telak bagi PSM yang tengah berjuang di ILeague Super League 2025/2026.

Dengan larangan mendaftarkan pemain baru, manajemen harus memutar otak untuk mempertahankan stabilitas tim dengan sumber daya yang ada.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini