Polisi Deg-degan Lihat Mahasiswa Bawa Parang Panjang, Ternyata...

Polisi yang berjaga di depan kantor DPRD Sulawesi Selatan sempat dibuat deg-degan

Muhammad Yunus
Selasa, 26 Agustus 2025 | 09:39 WIB
Polisi Deg-degan Lihat Mahasiswa Bawa Parang Panjang, Ternyata...
Demonstran di Makassar diamankan polisi karena disangka membawa parang panjang. Saat aksi menolak kenaikan tunjangan anggota DPR RI. Ternyata parang tersebut hanya replika yang terbuat dari kardus [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Aksi demonstrasi mahasiswa di kota Makassar pada Senin, 25 Agustus 2025 menyisakan cerita kocak.

Polisi yang berjaga di depan kantor DPRD Sulawesi Selatan sempat dibuat deg-degan gara-gara ulah seorang demonstran. Ia tampak membawa parang panjang.

Dari kejauhan, penampilan pria itu memang bikin merinding. Wajahnya garang, tubuh tegap, memakai caping dan melingkarkan sarung di pinggangnya.

Ia seolah siap membuat kericuhan di tengah massa. Tak sedikit peserta aksi lain yang juga ikut was-was melihatnya.

Baca Juga:15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan

Polisi yang berjaga pun tak mau ambil risiko. Beberapa petugas langsung bergerak cepat mengamankan pria tersebut.

Namun, bukannya menemukan senjata tajam, aparat justru dibuat terkejut sekaligus tertawa.

Ternyata parang itu hanyalah properti yang terbuat dari kardus.

Ya, kardus yang dipotong, dipelintir, lalu dibungkus menyerupai parang. Dengan kata lain, aparat benar-benar kena prank.

"Sudah diamankan. Ini ternyata (parangnya) hanya mainan dari kardus. Polisi juga kena prank," kata Kapolsek Panakkukang, AKP Aris Satrio.

Baca Juga:UKT Mahal hingga Jual Beli Nilai, Alasan Mahasiswa Unhas-UNM Geruduk PKKMB

Aris dan anggota polisi lainnya tak bisa menahan tawa saat menjelaskan kejadian itu.

Meski begitu, aksi ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar ini sejatinya berlangsung serius.

Aris menegaskan, meski polisi kena prank, jalannya unjuk rasa tetap kondusif. Tak ada gesekan sama sekali antara aparat dan massa.

Polisi memeriksa parang replika yang terbuat dari kardus. Diamankan saat demo mahasiswa menolak kenaikan tunjangan Anggota DPR di Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Polisi memeriksa parang replika yang terbuat dari kardus. Diamankan saat demo mahasiswa menolak kenaikan tunjangan Anggota DPR di Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Istimewa]

"Mereka hanya menyuarakan aspirasi rakyat. Demo berjalan aman dan lancar," ujarnya.

Walau kondusif, mahasiswa tak langsung bubar. Mereka bertahan hingga malam hari dengan membakar ban bekas dan memblokade jalan utama.

Akibatnya, arus lalu lintas di depan kantor DPRD Sulsel lumpuh total.

Kendati begitu, sekitar 1.700 aparat tetap bersiaga sampai massa benar-benar membubarkan diri. Tidak ada laporan bentrok maupun kerusakan fasilitas umum dalam aksi tersebut.

Tuntut Tunjangan Anggota DPR RI Dibatalkan

Selain di DPRD Sulsel, demonstrasi juga terjadi di depan Kejaksaan Tinggi, depan kantor Gubernur, depan Kantor DPRD Makassar, dan Pertigaan Alauddin-Pettarani.

Dalam aksinya, para demonstran menuntut agar tunjangan perumahan anggota DPR RI senilai Rp50 juta per orang dibatalkan.

Kondisi ini dinilai menyakitkan di tengah banyaknya warga yang masih kelaparan.

Selain itu, massa juga mendesak pemerintah menuntut disahkannya RUU Perampasan Aset.

"Kami menuntut pembatalan kenaikan tunjangan DPR. Bagaimana mungkin tunjangan anggota DPR setinggi itu sementara masih banyak rakyat yang kelaparan," kata salah satu jenderal lapangan, Amry.

Amry menyebut, tanpa tunjangan perumahan, seorang anggota DPR RI sudah bisa mengantongi Rp100 juta lebih per bulan. Penghasilan itu dari gaji dan segala macam tunjangan.

"Seharusnya lebih dari cukup, tapi pejabat kita tamak," kesalnya.

Dengan jumlah anggota DPR sebesar 575 anggota, maka ada tambahan anggaran sebesar Rp 28,7 miliar setiap bulan untuk membiayai mereka. Di satu sisi banyak rakyat yang belum punya rumah.

"Ini tentu jadi beban negara, dimana masih banyak masyarakat kita yang belum punya rumah dan guru honorer kita masih banyak yang digaji tidak layak, tapi mereka masih menuntut gaji yang fantastis," tuturnya.

Jika tuntutan mereka tak didengar, mahasiswa mengaku akan menggelar aksi demo yang lebih besar.

Seperti diketahui, anggota DPR RI mendapat tunjangan besar dan beragam fasilitas mewah. Hal ini mendapat sorotan tajam dari publik.

Polisi memeriksa parang replika yang terbuat dari kardus. Diamankan saat demo mahasiswa menolak kenaikan tunjangan Anggota DPR di Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Polisi memeriksa parang replika yang terbuat dari kardus. Diamankan saat demo mahasiswa menolak kenaikan tunjangan Anggota DPR di Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Banyak pihak menilai para anggota dewan ini tak pantas menerima hal yang mewah. Sebab, rakyat yang diwakilinya masih hidup susah.

Masyarakat juga heran para anggota DPR ini menerima tunjangan lain-lain. Seperti tunjangan komunikasi hingga Rp15 juta, tunjangan beras sekeluarga, tunjangan kehormatan, tunjangan peningkatan fungsi, tunjangan jabatan.

Belum lagi biaya kunjungan dapil dan reses.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?