Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram

Pertunjukan utama pada kegiatan tahunan itu adalah bahari racing atau balap perahu

Muhammad Yunus
Senin, 07 April 2025 | 13:44 WIB
Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram
Sejumlah warga duduk di perahu hias saat mengikuti parade pada Gebyar Ketupat Bahari ke-23 di Ololalo, Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin (7/4/2025) [SuaraSulsel.id/ANTARA]

Dalam kegiatan itu, Wakil Wali Kota Mataram memberikan apresiasi kepada penyelenggara Lebaran Ketupat, karena sudah menyiapkan wadah bagi masyarakat.

Untuk merayakan Lebaran Ketupat yang menjadi ajang silaturahim, rekreasi, serta hiburan masyarakat.

"Saat Lebaran Ketupat, masyarakat melakukan silaturahim, selanjutnya berekreasi ke sejumlah objek wisata, terutama kawasan pantai sebagai bagian dari hiburan warga," katanya.

Wakil Wali Kota mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dan ketertiban di kawasan objek wisata yang dikunjungi.

Baca Juga:Mudik Nyaman Tanpa Khawatir! Ini Upaya Polres Majene Jaga Rumah Warga Selama Libur Lebaran

Selain itu, para orang tua dapat menjaga anak-anak yang dibawa agar tidak terlepas dari pengawasan orang tua guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Para petugas, baik dari kelompok sadar wisata dan aparat terkait lainnya dapat melaksanakan tugas dengan baik, sehingga acara Lebaran Ketupat bisa berjalan aman dan lancar," katanya.

Plt Camat Sekarbela sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Cahya Samudra mengatakan dalam kegiatan Lebaran Ketupat tahun ini, Pemerintah Kota Mataram menghadirkan atraksi budaya dengan tema Hikayat Topat Mentaram.

"Apa yang kami laksanakan itu bagian dari religi budaya serta pariwisata untuk meneruskan kebaikan yang telah dicontohkan para leluhur kita," katanya.

Tahun ini perayaan Lebaran Ketupat dilaksanakan di dua tempat, yakini Mataram Loang Baloq dan Makam Bintaro Ampenan yang menjadi satu kesatuan.

Baca Juga:Libur Lebaran Dongkrak Wisata Lokal, Danau Talaga & Tateli Jadi Favorit Warga

Sebagai sejarah Kota Mataram melaksanakan Lebaran Ketupat untuk meneruskan tradisi menjaga silaturahim.

"Ke depan tradisi ini bisa menjadi warisan kepada anak cucu kita agar tidak tergerus oleh zaman dan tidak terburu oleh media sosial," katanya.

Perayaan Lebaran Ketupat pada dua lokasi itu dirangkaikan dengan kegiatan ziarah makam para ulama, selakaran, zikir, ngurisan (cukur rambut bayi) dan doa kepada Allah SWT.

Rangkaian terakhir Lebaran Topat adalah begibung atau makan bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, tamu undangan dan masyarakat umum lainnya yang hadir sebagai bentuk mempererat silaturahim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini