Membanggakan! Siswa Katolik Juara Olimpiade Ekonomi Syariah

Tiga pelajar dari SMA Katolik Rajawali Makassar jadi juara lomba Olimpiade Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025 yang digelar Bank Indonesia

Muhammad Yunus
Selasa, 25 Maret 2025 | 09:01 WIB
Membanggakan! Siswa Katolik Juara Olimpiade Ekonomi Syariah
Tiga pelajar SMA Katolik Rajawali memenangkan lomba Olimpade ekonomi dan keuangan syariah yang digelar Bank Indonesia [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]

SuaraSulsel.id - Tiga pelajar dari SMA Katolik Rajawali Makassar jadi juara lomba Olimpiade Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025 yang digelar Bank Indonesia.

Siswa tersebut adalah Brooklyn, Fingstow dan Abisa. Ketiganya berhasil mengalahkan ratusan siswa muslim dari sekolah negeri dan sekolah Madrasah Aliyah (MA) di Sulawesi Selatan.

"Kami satu-satunya sekolah dan siswa non muslim yang ikut lomba Olimpiade ekonomi Syariah ini," ujar Brooklyn, Senin, 24 Maret 2025.

Brooklyn mengaku, ia dan temannya tertarik ikut olimpiade tersebut karena pernah membaca buku soal ekonomi syariah.

Baca Juga:Belanja Sembako Pakai QRIS Dapat Subsidi Rp10 Ribu di Kota Makassar

Walaupun tidak mendapatkan ilmu tersebut di bangku sekolah, ia memahami bahwa ekonomi syariah bukan hanya tentang agama. Namun sifatnya lebih universal.

"Saya paham bahwa ekonomi syariah ini lebih universal. Bisa dipelajari oleh siapa saja, termasuk bagi kami non muslim," tuturnya.

Ia kemudian mengajak kedua temannya untuk ikut berlomba pada Olimpiade tersebut.

Mereka semakin semangat karena mendapat dukungan dari pihak sekolah.

"Kami hanya belajar masing-masing dari internet. Ternyata kami bisa tembus semi final dan jadi juara umum. Sangat senang dan bangga," ucap remaja yang bercita-cita ingin menjadi seorang akuntan tersebut.

Hal tersebut juga ternyata mengagetkan bagi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda.

Baca Juga:Uang Palsu Beredar di Sulsel? Begini Cara Bedakan Uang Asli dan Palsu

"SMA Katolik Rajawali satu-satunya sekolah swasta non muslim yang ikut. Anehnya mereka justru yang juara," kata Rizki.

Menurut Rizki, hal tersebut tentu sebuah kejutan menyenangkan sekaligus mengherankan karena pemahaman soal ekonomi syariah ternyata lebih dikuasai oleh mereka yang non muslim.

"Ini jadi suatu tantangan bagi SMA Negeri dan MA di Sulsel. Kok bisa kalah ya. Ini suprisingly ya. Harus evaluasi ke depan," sebutnya.

Diketahui, ekonomi syariah di Indonesia berkembang positif pada tahun 2024 ditandai dengan pertumbuhan aset keuangan syariah dan pembiayaan perbankan syariah.

Total aset keuangan syariah per Desember 2024 mencapai 2.884 triliun. Angka ini tumbuh 11,7 persen secara tahunan.

Lalu, pada Mei 2024, pembiayaan perbankan syariah tumbuh sebesar 14,07 persen secara tahunan. Lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan konvensional.

Begitu pun di Sulawesi Selatan. Stabilitas sektor jasa keuangan di Sulsel tetap terjaga dengan pertumbuhan yang positif meskipun menghadapi dinamika perekonomian global dan domestik.

Perbankan syariah di Sulsel mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional.

Pada Januari 2025, aset perbankan syariah tumbuh sebesar 20,62 persen (yoy) menjadi Rp16,80 triliun.

Penghimpunan DPK meningkat 17,74 persen menjadi Rp11,88 triliun, sedangkan penyaluran pembiayaan melonjak 20,05 persen (yoy) dengan total Rp14,32 triliun.

"Perbankan syariah terus menunjukkan tren positif. Ini menandakan bahwa semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha yang tertarik dengan layanan keuangan berbasis syariah," kata Rizki.

Secara umum, perbankan di Sulsel menunjukkan pertumbuhan positif pada awal tahun ini.

Data per Januari 2025 mencatat total aset perbankan meningkat sebesar 5,59 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan nilai mencapai Rp200,37 triliun.

Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan sebesar 6,21 persen (yoy) dengan total Rp134,73 triliun.

Di sisi lain, kredit yang disalurkan perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 4,61 persen (yoy) dengan total Rp163,91 triliun.

Mayoritas kredit yang tersalurkan masih didominasi oleh kredit produktif sebesar 53,98 persen, meskipun pertumbuhan tertinggi tercatat pada kredit konsumtif yang naik 9,73 persen.

Apa Itu Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam, khususnya yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, dan ijtihad para ulama.

Sistem ini menekankan keadilan, keseimbangan, serta keberkahan dalam aktivitas ekonomi, dengan menghindari unsur riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (judi).

Beberapa prinsip utama dalam ekonomi syariah meliputi:

1. Larangan Riba – Transaksi keuangan tidak boleh melibatkan bunga atau keuntungan yang diperoleh secara tidak adil.

2. Bagi Hasil – Sistem ekonomi berbasis kerja sama, seperti mudharabah (kerja sama modal-usaha) dan musyarakah (kemitraan).

3. Larangan Gharar dan Maysir – Menghindari ketidakpastian dan spekulasi yang bisa merugikan pihak lain.

4. Zakat dan Kesejahteraan Sosial – Ada kewajiban untuk berbagi kekayaan guna membantu masyarakat yang kurang mampu.

5. Investasi Halal – Kegiatan ekonomi harus sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tidak boleh melibatkan bisnis yang haram seperti alkohol, perjudian, atau riba.

Ekonomi syariah diterapkan dalam berbagai sektor, seperti perbankan syariah, pasar modal syariah, asuransi syariah (takaful), dan bisnis berbasis prinsip Islam lainnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak