Nantinya para investor akan mengambil bagian dalam kerja sama itu. Ada yang melakukan produksi minyak goreng, ada yang mengolah limbah kelapa sawit menjadi pupuk, ada yang menyediakan bahan baku untuk pembangunan pabrik dan kebutuhan di perkebunan kelapa sawit.
"Minyak goreng pertama nantinya ada 30 juta liter produksi per tahun," bebernya.
Sementara itu Dato' Emir Mavani mengatakan pihaknya ingin berpartisipasi meningkatkan ekonomi di Sulsel.
"Apalagi di sini ada sawit, ada gas, dan berbagai potensi lainnya," kata Dato' Emir.
Baca Juga:Hingga Pertengahan April Sudah Seribu Lebih Kasus DBD di Sulsel
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan Perseroda Sulsel sudah mencetak sejarah dengan melakukan penandatanganan MoU dengan investor Malaysia dan sejumlah perusahaan serta BUMN.
"Hari ini adalah hal yang paling penting sekali karena ini adalah sejarah. Apa yang kita bikin hari ini merupakan pembicaraan ekonomi biru dan akan memberikan pengaruh besar untuk alam semesta kita," katanya.
Selain itu Bahtiar juga menjelaskan Sulsel selain memiliki potensi pertanian dan kelautan, yang menarik perhatian ada juga sejumlah tempat wisata, seperti Takabonerate di Selayar, Pantai Bira di Bulukumba, Wisata Budaya di Toraja, dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya.
"Senjata kita adalah sumber pangan yang sangat luar biasa. Ada potensi ikan air tawar di Wajo, Sidrap, Luwu Timur," kata Bahtiar.
Begitu juga di sektor pertanian, Pemprov Sulsel sudah melakukan penghijauan dengan menanam pisang cavendish, sukun, nangka, dan sejumlah tanaman lainnya. (ANTARA)
Baca Juga:51 Titik Rawan Kecelakaan di Jalur Mudik Sulawesi Selatan