Mengolah Limbah Batok Kelapa jadi Benda Seni Bernilai Tinggi di Sulawesi Utara

Sangat mudah untuk dibuat dan bahan bakunya cukup banyak

Muhammad Yunus
Senin, 06 November 2023 | 14:25 WIB
Mengolah Limbah Batok Kelapa jadi Benda Seni Bernilai Tinggi di Sulawesi Utara
Benny Leleury memotong batok kelapa untuk dijadikan souvenir gantungan kunci dengan menggunakan mesin hasil dari Pinjaman lunak, di Minahasa Utara, Sabtu (4/11/2023) [SuaraSulsel.id/ANTARA]

Mesin-mesin ini akan memungkinkan dia untuk menghasilkan souvenir dengan lebih cepat dan efisien. Selain itu, dia juga bermaksud untuk mempekerjakan beberapa orang lagi dari komunitasnya yang terdampak ekonomi akibat pandemi.

Setelah menerima pinjaman tersebut, Benny segera memulai perjalanan untuk mencari mesin-mesin yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Dengan semangat, dia berbicara dengan berbagai pemasok, mengambil saran dari para ahli, dan akhirnya menemukan mesin-mesin yang memenuhi semua persyaratan. Pengadaan mesin-mesin ini menjadi langkah besar dalam memodernisasi bengkelnya dan meningkatkan kualitas produk souvenirnya.

Karena permintaan souvenir yang mulai tinggi pascapandemi COVID-19, Benny memberdayakan anak-anak muda dan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya di Kabupaten Minahasa Utara, menjadi tenaga kerja.

Mereka dibayar sesuai dengan apa yang mereka kerjakan tanpa ada batasan waktu.

Baca Juga:Batok Kelapa jadi Alternatif Bra, Begini Tips Memilih Bra yang Nyaman dan Tentunya Aman

Selain memberikan lapangan pekerjaan baru, ia memberikan pelatihan di beberapa sekolah kejuruan, baik teknik ukiran batok kelapa maupun kerajinan tangan lainnya.

Baginya, berbagi pengetahuan dan keterampilan adalah cara yang baik untuk mendukung generasi muda dan membantu mereka mempersiapkan masa depan.

Benny tidak hanya mengajarkan mereka teknik-teknik kriya, tetapi juga berbagi nilai-nilai penting tentang kerja keras, ketelitian, dan rasa cinta terhadap lingkungan.

Siswa-siswa tersebut diajari cara mengukir batok kelapa dengan indah, membuat kerajinan tangan, dan teknik-teknik lainnya yang berguna dalam dunia kerajinan. Mereka juga diajari untuk memanfaatkan bahan-bahan lokal dan daur ulang untuk menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan.

Menurut Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Fahrougi Andriani Sumampouw, sebagai BUMN, Pertamina memiliki program PUMK yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga:Gelar Edukasi Berkendara, Tim Safety Riding Honda Sasar Pelajar SMA dan Setara

Penyaluran PUMK diberikan dengan nilai hingga Rp250 juta dan jasa administrasi 6 persen per tahun dan tenor maksimal 3 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini