SuaraSulsel.id - Fenomena mall sepi tak hanya terjadi di DKI Jakarta. Kota Makassar pun mengalami hal yang sama.
Mal yang dulunya ramai dikunjungi, kini sepi pengunjung. Bahkan beberapa diantaranya terpaksa tutup permanen, seperti Mall GTC Tanjung Bunga dan Daya Grand Square.
Dari pantauan SuaraSulsel.id, salah satu mall yang juga terancam tutup adalah Karebosi Link. Seperti kondisi yang terlihat pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Saat memasuki pintu utama, hampir tak ada pedagang yang buka. Blok demi blok dilewati hanya ada empat orang toko yang buka.
Baca Juga:Prediksi Cuaca Panas Kota Makassar Masih Berlangsung Hingga Pertengahan Oktober
"Saya buka jam 09.30 wita-17.00 kadang ada satu orang, kadang tidak ada sama sekali," ujar salah satu pedagang pakaian, Marina saat ditemui.
Padahal, Karebosi Link merupakan mall bawah tanah pertama di Indonesia. Mall ini terhubung dengan Makassar Trade Center (MTC) melalui sebuah terowongan.
Area perbelanjaan menempati lebih dari separuh ruang di bawah tanah seluas 2,5 hektar. Terdapat lebih dari 200 gerai di dalamnya. Sementara separuh lainnya adalah lokasi parkir kendaraan dan terminal transit angkutan kota.
Karebosi Link sempat jadi mall yang paling ramai semenjak didirikan pada tahun 2008, silam. Disana menjual berbagai macam barang dengan harga terjangkau. Seperti pakaian, ponsel, alat elektronik, swalayan juga beberapa restoran.
Marina mengaku Karebosi Link mulai sepi sejak tahun 2021. Waktu itu, pemerintah mulai memberlakukan pembatasan kegiatan berskala besar atau PSBB dan menutup kiosnya hampir enam bulan.
Baca Juga:6 Kantor Anteraja Terdekat di Makassar, Beserta Alamatnya
Penjualan pun anjlok drastis hingga 50 persen. Di tahun 2022, pemerintah kembali mencabut PSBB, Karebosi Link kembali ramai.
Meski dagangannya tak selaku di awal, setidaknya pemasukan stabil. Masyarakat yang jenuh terkurung di rumah, kembali membanjiri mall.
Namun, di kala situasi sudah pulih, penjualannya melorot hampir 100 persen. Bisa dalam sehari tidak ada yang laku.
"Sekarang biar satu dalam sehari tidak ada yang laku. Sementara kita bayar loads itu Rp40 juta per tahun. Dulu sampai Rp50 juta karena pemasukan juga untung," jelasnya.
Terganggu Toko Online
Marina sudah sembilan tahun berjualan di Karebosi Link khusus busana muslim. Ia punya langganan dari kabupaten bahkan di luar Sulsel.
Apalagi jelang Idul Fitri, Marina disibukkan dengan pesanan dari daerah. Tapi lebaran di tahun 2023 ini hal itu tak terjadi.
"Lebaran tahun ini paling rugi. Tidak ada yang belanja baju baru padahal kita sudah ambil barang dari Jakarta," keluhnya.
Ia bahkan terpaksa memberhentikan dua karyawannya karena tak mampu lagi membayar gaji.
Marina masih bertahan berjualan hingga kini. Walau tidak ada lagi yang membeli hingga berkarung-karung.
Ia tak menampik salah satu penyebabnya karena keberadaan toko online. Masyarakat kini lebih gemar berbelanja di e-commerce atau TikTok Shop.
Marina dan pedagang lain menyambut baik kebijakan pemerintah yang melarang social commerce seperti TikTok Shop melakukan transaksi jual beli barang.
Langkah itu ditempuh menyusul sejumlah mal di Indonesia, seperti Tanah Abang yang babak belur setelah dihantam gelombang Pandemi Covid-19.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing