SuaraSulsel.id - Sulawesi Selatan dikenal dengan keindahan alamnya. Salah satu daya tarik para pecinta wisata alam adalah danau.
Bahkan Sulawesi Selatan punya danau terdalam se- Asia Tenggara yang memukau. Namanya danau Matano, terletak di Soroako, Kabupaten Luwu Timur.
Tak heran apabila danau Matano menjadi destinasi populer bagi banyak wisatawan. Walaupun letaknya cukup jauh dari Kota Makassar.
Perlu diketahui ternyata terdapat beberapa danau lain di Sulawesi Selatan yang tak kalah menakjubkan untuk dijadikan tujuan wisata. Bahkan bisa jadi wisata sejarah.
Baca Juga:5 Tempat Wisata di Lampung Barat yang Paling Populer, Eksotisme Danau Ranau Jadi Daya Tarik
Apa saja? Berikut daftarnya:
1. Danau Matano
Matano diambil dari bahasa setempat. Yang berarti mata air.
Dana tektonik purba ini punya panjang 28 kilometer dan lebar 8 km. Kedalamannya mencapai 590 meter menjadikannya sebagai danau terdalam di Asia Tenggara.
Dirunut dari sejarahnya, Danau Matano terbentuk dari gempa tektonik sekitar 1-4 juta tahun lalu. Penyebabnya karena pergerakan lempeng kerak bumi pada akhir masa Pliosen.
Airnya yang super jernih menjadikan Matano jadi sasaran pecinta diving. Apalagi di bagian dasar danau ada sebuah gua yang berisi peninggalan masa lalu berupa parang dan tombak.
Kemudian danau ini juga didiami oleh habitat ikan langka. Salah satunya Ikan Butini.
2. Danau Tempe
Danau Tempe bisa jadi salah satu tempat yang masuk di list destinasi wisata jika berkunjung ke Sulawesi Selatan.
Letaknya di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Luasnya sekitar 47.000 hektar dan membelah tiga wilayah, yakni Wajo, Sidrap dan Soppeng.
Danau Tempe juga masuk kategori danau purba karena dianggap terbentuk bersamaan dengan daratan Sulawesi pada ribuan tahun lalu.
Danau Tempe terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik di masa lampau akibat subduksi lempeng tektonik Eurasia dan Australia.
Dulunya, danau tempe adalah cekungan sungai besar yang membelah Sulsel. Namun, pada akhir zaman es sekitar 20.000 tahun lalu, air laut naik ke permukaan dan menjadikan wilayah itu sebagai perairan.
Danau tempe jadi muara 13 sungai dari tiga kabupaten. Menjadikan danau ini dihuni oleh sejumlah spesies ikan langka.
Setiap tahunnya, pemerintah menggelar event Festival Danau Tempe untuk menarik wisatawan baik dari mancanegara maupun lokal.
3. Danau Sidenreng
Danau Sidenreng di Kabupaten Sidrap juga merupakan danau yang terbentuk di zaman prasejarah. Masyarakat percaya danau ini berhubungan dengan kisah 8 keturunan dari raja Sangalla, Tana Toraja.
Dalam kitab lagaligo diceritakan delapan keturunan raja ini memutuskan untuk membuat pemukiman di sekitar danau. Kampung di tepi danau ini kemudian dinamakan Sidenreng.
Sidenreng atau Sirenreng bermakna bergandeng tangan. Oleh masyarakat sekitar kerap jadi tempat upacara adat oleh masyarakat.
Danau ini terbentuk secara alami akibat pergeseran lempeng bumi. Akibatnya terjadinya patahan yang membentuk cekungan dan membentuk danau.
Danau Sidenreng terbilang cukup unik sebab dikelilingi oleh pegunungan-pegunungan yang ada di Sulawesi Selatan.
4. Danau Towuti
Danau Towuti terletak di Kabupaten Luwu Timur. Kedalamannya mencapai 203 meter dengan luas 561 km.
Danau Towuti terbentuk dari patahan akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pliosen. Di tengahnya ada berdiri tiga pulau yakni Pulau Loeha, pulau Bolong, dan Pulau Kembar.
Pulau Towuti jadi danau air tawar terbesar di kedua di Indonesia setelah danau Toba di Sumatera Utara.
5. Danau Mahalona
Mahalona merupakan salah dari tiga gugusan danau di Malili, Luwu Timur. Letaknya berada di antara danau Towuti dan Matano.
Mahalona punya luas sekitar 2.440 hektare dengan kedalaman 60 meter. Danau ini masih didiami oleh kekayaan hayati yang bersifat endemis seperti ikan Opudi dan Celebensis.
Alam yang indah dan asri menjadikan Danau Mahalona sebagai destinasi wisata alam yang banyak dikunjungi dan jadi tempat prewedding.
6. Danau Tanralili
Danau Tanralili berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Letaknya tepat berada di kaki gunung Bawakaraeng.
Tanralili adalah sebuah danau yang terbentuk akibat adanya aktivitas alami di permukaan bumi. Terbentuk akibat longsoran gunung yang membentuk cekungan yang dalam dan kemudian terisi air.
Untuk menikmati keindahan danau ini cukup butuh tenaga. Sebab, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 3,5 jam dengan jalur terjal.
Tanralili berada di ketinggian 1.454 meter di atas permukaan laut. Sehingga hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Rasa lelah akan terbayar jika sudah sampai di tempat. Kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang sama persis dengan Ranu Kumbolo, danau yang berada di Gunung Semeru.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing