SuaraSulsel.id - Mengawali tahun 2023, Karantina Pertanian Makassar terus fokus dalam upaya peningkatan dan percepatan gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Upaya ini ditunjukkan dengan melepas ekspor komoditas jagung tujuan negara Filipina.
Sebanyak 6.150 ton jagung milik PT Seger Agro Nusantara ini dilepas oleh Deputi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan didampingi oleh Kepala Karantina Pertanian Makassar, Kepala Ororitas Pelabuhan Utama Makassar, Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Makassar, Reagional Head IV Pelindo Makassar, serta para kepala dinas instansi terkait lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan.
Dalam sambutannya Kepala Karantina Pertanian Makassar Lutfie Natsir mengapresiasi PT Seger Agro Nusantara yang telah melakukan ekspor di awal tahun 2023 ini.
Selain itu Lutfie juga sangat bangga dengan capaian Karantina Pertanian Makassar sepanjang tahun 2022 terkait ekspor.
Perkembangan ekspor dari Provinsi Sulawesi Selatan terutama untuk komoditas pertanian mengalami kenaikan sebesar 26,85% untuk volume ekspor atau sebesar 170.407 Ton dan kenaikan sebesar 14,29% atau senilai Rp2,5 Triliun dengan frekuensi 810 kali.
Dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu volume sebanyak 134.371 Ton, nilai barang Rp. 2,2 Triliun dan frekuensi sebanyak 1.071 kali. Total negara tujuan ekspor dari BBKP Makassar pada Tahun 2022 mencapai 40 negara.
Baca Juga:Kala Jokowi Semangat Lakukan Hilirisasi Industri: Kita Harus Berani, Tidak Boleh Takut
"Adapun frekuensi negara tujuan ekspor terbesar pada tahun 2022 ialah China sebanyak 166 kali, Malaysia sebanyak 123 kali, Amerika Serikat (USA) sebanyak 72 kali, Korea Selatan sebanyak 67 kali dan Jepang sebanyak 45 kali," tutur Lutfie dalam rilisnya, Rabu 11 Januari 2023.
“Adapun untuk negara tujuan ekspor baru yaitu Ireland dan Ukraine, dengan jumlah eksportir baru sebanyak 2 eksportir dan komoditas ekspor baru yaitu Serbuk Kelapa, Ubi Banggai, Ubi Jalar, Wheat Gluten, dan Markisa. Sementara itu untuk jagung ini sendiri merupakan salah satu komoditas penyumbang kenaikan ekspor pada tahun 2022, yaitu dengan volume ekspor sebesar 25.900 Ton dan frekuensi 8 kali dengan Nilai barang mencapai Rp. 138 Miliar. Selain itu Jagung merupakan ekspor perdana komoditas pangan pada tahun 2023," lanjutnya.
Selanjutnya Deputi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Machmud, sangat mengapresiasi pelepasan ekspor jagung ini, harapannya semua stakeholder dari hulu hingga hilir agar para petani dapat didukung untuk menghasilkan komoditas pertanian yang unggul dan diminati banyak pasar
“Mudah - mudahan ekspor ini bukan awal tapi kita melanjutkan dan meningkatkan kembali semangat untuk memproduksi komoditas yang berkualitas dan unggul untuk kita pasarkan ke seluruh dunia. Saat ini kita akan mengekspor sebanyak 6.150 ton sementara target kita ada 100 hingga 200 ribu ton dapat kita ekspor, karena saat ini kita sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri," tuturnya.
Ekspor ini salah satunya ditujukan untuk perbaikan harga jagung di tingkat petani pada saat supply tinggi, sehingga dengan harga yg baik petani jagung akan selalu semangat/termotivasi untuk menanam jagung dalam rangka memastikan ketersediaan pasokan dari sisi hulu dan hilir.
Tahun 2023 ini sisi produksi akan menjadi perhatian ketahanan pangan di tengah-tengah situasi krisis global pangan dan energi saat ini.
Baca Juga:Jokowi Rubah Aturan Devisa, Eksportir Wajib Parkir Dolar Lebih Lama di RI
Sementara itu, Direktur PT Segar Agro Nusantara, Christian Chandra mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan terselenggaranya kegiatan pelepasan ekspor jagung tujuan negara Filipina.
“Saya berharap dengan dibukanya keran ekspor yang dibuka sepanjang tahun, akan memberikan dampak positif bagi seluruh stakeholders jagung. Petani mendapatkan kepastian jagungnya terserap dengan harga baik, dan pemerintah mendapatkan devisa negara. Selain itu, kita akan mendapatkan kepercayaan dari negara - negara tujuan ekspor, dengan menyediakan supply yang konsisten baik secara kuantiti dan kualitas," katanya.
Dia sangat optimis volume ekspor yang ditargetkan oleh pemerintah dapat tercapai, karena pada 2022 sendiri kan posisinya surplus sebanyak 2,6 juta ton.
"Kita juga berkomitmen untuk membantu petani agar mempunyai motivasi untuk terus berproduksi sehingga produktivitas dapat terus naik," jelas Christian.
Saat ini Badan Karantina Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian Makassar mendukung ketertelusuran (traceability), keberlanjutan (sustainability), ketersediaan komoditas ekspor, dan pertumbuhan eksportir baru.
Hal ini dilakukan agar dapat terus mendukung percepatan ekspor tidak hanya di Sulawesi Selatan tapi juga di seluruh wilayah Republik Indonesia.