Namun rencana mereka diketahui oleh warga lokal sehingga munculah berbagai aksi protes mulai dari kepala babi hingga spanduk.
Lebih lanjut, Muaz Razaq yang merupakan penganut agama Islam dan mahasiswa asal Pakistan dan berkuliah di Kyungpook National University mengaku sudah tidak asing dengan sikap rasisme yang dialami umat muslim di daerahnya.
“Tetangga disini beberapa kali dengan sengaja membuat babi panggang untuk mengganggu para mahasiswa muslim,” ucap Muaz Razaq.
“Beberapa orang lainnya bahkan menyalakan musik dengan kencang pada saat memasuki waktu ibadah shalat dan mematikan musiknya ketika shalat telah selesai,” sambungnya.
Baca Juga:Menara Masjid yang Sedang Diperbaiki Roboh Diterjang Hujan Angin
Muaz Razaq menjelaskan sejak tahun 2014, semua murid beragama Islam di Kyungpook National University memanfaatkan salah satu rumah sebagai tempat melakukan shalat.
Kemudian pada bulan Desember 2020, rencana pembangunan masjid mulai dilaksanakan dan telah mendapatkan izin resmi dari pihak yang berwenang.
Rencananya akan dibangun masjid dua lantai setinggi 20 meter dengan menara di puncaknya.
“Bangunan lama yang dulunya digunakan oleh sekitar 150 umat Islam, kebanyakan mahasiswa Kyungpook National University, bukanlah bangunan yang layak untuk tempat shalat. Ada beberapa masalah seperti tidak ada sistem pendingin dan tidak ada pemanas lantai,” paparnya.
“Juga karena rumahnya kecil, jadi banyak siswa yang harus berdiri di luar,” imbuhnya.
Baca Juga:Baru 3 Hari Diresmikan, Kolam di Masjid Al Jabbar Dipakai Berenang Bocil: Ini Masjid atau Waterboom?