3 Dosa Besar Pendidikan Indonesia: Perundungan, Pelecehan seksual, dan Sikap Intoleransi

Pemerintah mengajak semua stakeholder di bidang pendidikan dapat berkolaborasi

Muhammad Yunus
Kamis, 22 Desember 2022 | 09:02 WIB
3 Dosa Besar Pendidikan Indonesia: Perundungan, Pelecehan seksual, dan Sikap Intoleransi
Ilustrasi perundungan anak di sekolah [SuaraSulsel.id/Envato]

SuaraSulsel.id - Pemerintah mengajak semua stakeholder di bidang pendidikan dapat berkolaborasi satu sama lain untuk meningkatkan pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi lebih baik.

Karena pendidikan tidak hanya menjadi tanggungjawab organisasi tertentu saja.

Direktur Pendidikan Sekolah Dasar Kemendikbudrsitek Muhammad Hasbi, dalam materinya pada ada kegiatan Refleksi Transformasi Pendidikan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Mengungkapkan hal mengejutkan.

Kebijakan Merdeka Belajar yang diterapkan Kemendikbud dengan memfokuskan pada tiga kompetensi untuk peserta didik. Yakni kompetensi membaca, kompetensi matematika, dan kompetensi sains.

Baca Juga:Kualitas Pendidikan Indonesia Tidak Meningkat Selama 20 Tahun, Malah Munculkan 3 Dosa Besar

Hasbi dalam presentasinya menerangkan, selama 20 tahun terakhir kualitas pendidikan di Indonesia tidak mengalami peningkatan signifikan.

“Apalagi saat pandemi covid, peserta didik kita kehilangan kesempatan belajar atau learning loss yang sangat besar. Hal itu ditandai dengan 2 dari 3 anak didik kita belum mencapai kompetensi minimum,” urainya.

Learning Loss yang dimaksudkan Hasbi adalah menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa secara akademis. Sebagai akibat dari pembelajaran di rumah yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Hasbi melanjutkan selama ini ada tiga dosa besar dalam dunia pendidikan di tanah air. Yakni perundungan, pelecehan seksual, dan sikap intoleransi.

“Data berbicara bahwa 24,4 persen peserta didik mengalami perundungan, lalu 22,4 persen mengalami pelecehan seksual. Juga peserta didik kita masih mengalami tindakan intoleransi dengan anak didik lainnya,” kata Hasbi.

Baca Juga:Berbekal Ancaman Tak Lulus, Seorang Dosen di Padang Lakukan Aksi Bejat Terhadap Mahasiswanya

Keberadaan program Merdeka Belajar, jelas Hasbi diharapkan memberikan ekosistem yang sebesar-besarnya. Dalam mengatur proses belajar peserta didik dapat menguasai numerasi dan berkarakter.

“Bagaimana kita mengawal proses transformasi pendidikan menjadi pendidikan berkualitas. Sehingga No Child Left behind atau tidak ada peserta didik yang tertinggal. Ada 19 episode merdeka belajar yang dijalankan,” jelasnya.

Ke depan, diharapkan Program Merdeka Belajar yang dijalankan Kemendikbudristek lebih banyak menekankan peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. Bukan hanya menjadi penghafal di masa pendidikan saat SD, SMP, SMA.

Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (BBPMP Sulsel) menggelar kegiatan Refleksi Transformasi Pendidikan Tahun 2022 di Hotel Claro Makassar, 20-22 Desember 2022.

Kegiatan ini diikuti 150-an peserta yang merupakan perwakilan dinas pendidikan kabupaten/kota se Sulsel, cabang dinas pendidikan Sulsel di 12 kabupaten/kota, perwakilan kepala sekolah penggerak, perwakilan guru penggerak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini