Gula Lontar dan Kayu Sanrego Asal Sulawesi Selatan Tampil di Pameran Produk KTT G20 Bali

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 sementara berlangsung di Bali

Muhammad Yunus
Senin, 14 November 2022 | 14:08 WIB
Gula Lontar dan Kayu Sanrego Asal Sulawesi Selatan Tampil di Pameran Produk KTT G20 Bali
Produk kayu sanrego dan gula lontar asal Sulawesi Selatan di pameran produk UMKM KTT G20, Bali [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 sementara berlangsung di Bali. Salah satunya diramaikan dengan pameran produk UMKM di Bali Collection ITDC, Nusa Dua, Provinsi Bali.

Pameran menghadirkan sejumlah produk UMKM di tanah air. Dari Sulawesi Selatan salah satunya.

CV Coconut Internasional Indonesia adalah satu-satunya UMKM asal Sulawesi Selatan yang diundang Smesco ke pameran G20.

Ada sederet produk perusahaan tersebut yang mejeng di Future SMEs Village, Bali Collection.

Baca Juga:Jokowi Sambut Joe Biden di KTT G20: Selamat Datang di Indonesia

Seperti gula lontar, kayu sanrego, briket arang, teh nipah, dan sedotan rumput. Selama ini produk tersebut sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Korea, Eropa dan Timur Tengah.

Salah satu yang cukup menarik minat pengunjung adalah gula cair lontar dan kayu sanrego.

Direktur CV Coconut International Indonesia Asriyhani mengatakan produknya menggunakan bahan baku yang alami, tanpa campuran bahan kimia. Mereka juga menerapkan zero waste dalam produksinya untuk meminimalisasi sampah.

Untuk gula lontar misalnya. Dibuat murni tanpa bahan pengawet.

"Untuk gula lontar (Palm Jaggery) kita yang paling murni. Kita buatnya satu jam setelah diambil niranya tanpa bahan pengawet apa pun," ujarnya.

Baca Juga:Ramai soal G20, Ini Sejarah dan Alasan Pembentukannya

Ia mengaku produk tersebut sudah diekspor ke Korea. Kendati digunakan sebagai pemanis, gula lontar sangat bermanfaat untuk orang yang sedang diet dan pengidap diabetes.

Begitu pun untuk produk kayu sanrego. Kata Asriyhani, kayu asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini kaya manfaat.

"Kalau Kalimantan punya akar Bajaka, Sulsel punya Kayu Sanrego. Manfaatnya sangat besar, bisa menyembuhkan malaria, diabetes, gigitan ular dan menaikkan gairah seksual pria," tegasnya.

Bahkan kandungan kayu ini sudah diteliti selama tujuh tahun oleh pakar Fitokimia Unhas, Prof Muchsin Darise. Pakar dari Philipina juga sudah menguji kandungannya.

Batang kayu ini mengandung alkolid, sitosterol dan glikosida. Kandungan kayu ini tidak toksis, namun ekstrak metanol dan normal butanolnya dapat menghambat bakteri E. coli, Shigella bodyi dan Staphylococcus aurcus. Sudah diteliti 7 tahun oleh profesor di Unhas.

"Tujuh tahun diriset di Jepang oleh guru besar Unhas, Prof Muchsin. Saat ini kita ekspor ke Timur Tengah," ungkapnya.

Pameran UMKM selama G20 dipusatkan di Bali Collection ITDC. Satu kawasan dengan delapan hotel tempat menginap para kepala negara dan delegasi.

Para delegasi ini akan berkunjung dan berbelanja di stand UMKM tersebut.

Asriyhani mengaku bangga bisa ikut memamerkan produknya di G20. Ia berharap delegasi yang hadir bisa tertarik dengan produk yang dipamerkan agar bisa tembus ke pasar global.

Target Pasar Baru

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov Sulsel Sukarniaty Kondolele mengatakan forum G20 jadi momentum untuk memperkenalkan produk asal Sulawesi Selatan. Pihaknya menargetkan produk asal Sulsel bisa diekspor ke lebih banyak negara.

"G20 ini peluang bisnis yang besar. Makanya kita memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan dan memasarkan UMKM Sulsel, karena kita sangat butuh pasar," ujar Sukarniaty.

Menurutnya, potensi UMKM yang dimiliki Sulawesi Selatan harus didukung melalui berbagai program strategis. Baik dalam mengembangkan produk untuk bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Sejauh ini, kualitas UMKM Sulawesi Selatan sudah cukup bagus dibanding daerah lain. Makanya harganya juga lebih mahal.

Untuk produk berbahan baku lontar misalnya, seperti tas dan songkok. Bahan bakunya hanya ada di Sulsel.

Produk tersebut bahkan mendapat penghargaan dari Asia-Pasifik dan Kriyanusa.

"Jadi targetnya bukan direct selling (penjualan langsung), yang kita harap mereka (delegasi) berinvestasi dari hulu sampai hilir. Jadi kita ingin ada kontrak kerjasama atau ekspor yang lebih besar," jelasnya.

Menurutnya, memontum Presidensi G20 ini harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Salah satunya dengan membangkitkan peran UMKM dalam mendukung pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.

Sementara, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menambahkan pengembangan UMKM merupakan salah satu isu strategis yang dibahas dalam forum G20. Ia berharap UMKM bisa merambah pasar global lewat momentum konferensi tersebut.

"Kita ingin meningkatkan investasi pada UMKM dalam negeri. Apalagi saat ini 80 persen investor global dari negara-negara G20," kata Teten.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini