Komnas HAM Pastikan Saksi Kasus Pelanggaran HAM Paniai Tidak Terbebani

Tidak terbebani secara psikologis untuk menghadiri panggilan majelis hakim

Muhammad Yunus
Kamis, 18 Agustus 2022 | 14:09 WIB
Komnas HAM Pastikan Saksi Kasus Pelanggaran HAM Paniai Tidak Terbebani
Komisioner Komnas HAM (Suara.com/Yaumal)

SuaraSulsel.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM RI memastikan setiap pihak yang akan bersaksi di persidangan terkait kasus dugaan pelanggaran HAM berat Paniai, Papua, tidak terbebani.

"Penting memastikan supaya korban yang akan bersaksi atau saksi itu sendiri tidak terbebani secara psikologis untuk menghadiri panggilan majelis hakim," kata Wakil Ketua Komnas HAM RI Amiruddin dalam diskusi "Pelindungan untuk Saksi di Pengadilan HAM Peristiwa Paniai" di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2022.

Sebelumnya, pada 15 Juni 2022, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung telah melimpahkan berkas perkara atas nama terdakwa IS dalam perkara dugaan pelanggaran HAM berat Paniai ke Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1A Khusus Makasar, Sulawesi Selatan.

Amiruddin berpandangan apabila negara, termasuk Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), tidak bisa memberikan rasa aman bagi saksi atau korban dalam memberikan kesaksian, maka proses sidang peristiwa Paniai bisa berjalan tidak maksimal.

Baca Juga:Update Kasus Brigadir J, Komnas HAM Temukan Bukti Penting hingga Hasil Tes PCR, Ocehan ART Signifikan

Apalagi, lanjutnya, jika melihat lokasi peristiwa di Papua sedangkan persidangan digelar di Makasar, maka hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi LPSK.

Oleh karena itu, sejak awal perlu penegasan terkait siapa yang akan bertanggung jawab untuk menghadirkan saksi di depan majelis hakim. Hal itu, tambahnya, tentu saja termasuk dengan akomodasi dan lain sebagainya yang dibutuhkan oleh para saksi.

"Tentu ini jadi tantangan bagi LPSK," ujarnya.

Jika hal tersebut telah dipenuhi oleh negara, dalam hal ini LPSK, maka saksi maupun korban tidak terbebani untuk memberikan kesaksian di pengadilan.

Amirudin mengatakan proses persidangan di pengadilan dianggap adil atau tidak tergantung pada kualitas kesaksian dan kehadiran saksi secara optimal. (Antara)

Baca Juga:POPULER HARI INI: Temuan Baru Komnas HAM atas Kematian Brigadir J, Iriana Jokowi Tak Kuasa Ingin Berjoget

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini