Cegah Dampak Negatif TV Digital, Ulama dan Penceramah di Sulawesi Selatan Diminta Terlibat Dalam Produksi Konten

Kehadiran televisi digital mestinya memberikan kemanfaatan bagi umat

Muhammad Yunus
Selasa, 22 Maret 2022 | 16:14 WIB
Cegah Dampak Negatif TV Digital, Ulama dan Penceramah di Sulawesi Selatan Diminta Terlibat Dalam Produksi Konten
Sosialisasi Analog Switch Off (ASO) Tahap I di Sulawesi Selatan, di Hotel WThree Premier, Jalan La Galigo, Makassar, Selasa, 22 Maret 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Kehadiran TV digital mestinya memberikan kemanfaatan bagi umat dan masyarakat pada umumnya. Sekaligus perlu dilakukan antisipasi dampak negatif siaran.

Apalagi transisi televisi analog ke televisi digital terjadi dalam suasana Ramadan, yakni pada tanggal 30 April 2022.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Anregurutta Prof KH Najamuddin Abduh Safa, dalam kegiatan "Sosialisasi Sambut Analog Switch Off (ASO) Tahap I di Sulawesi Selatan", di Hotel WThree Premier, Jalan La Galigo, Makassar, Selasa, 22 Maret 2022.

Sehingga, katanya, perlu sosialisasi agar peserta yang terdiri dari para dai dan mahasiswa ini memahami kebijakan terkait ASO.

Baca Juga:Sebut Ulama Radikal, Dukun Ini Tuding Anies Baswedan Biang Kerok Kegagalan Pawang Hujan MotoGP Mandalika

Berdasarkan Permen Kominfo RI Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Permen Kominfo RI Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyiaran, diatur bahwa kabupaten/kota di Sulsel memiliki 3 tahapan penghentian siaran analog (ASO).

Tahap I ASO meliputi Makassar, Gowa, Takalar, Maros dan Pangkep. Artinya, setelah tanggal 30 April 2022 digitalisasi siaran TV mulai berlaku di daerah-daerah itu. Supaya masyarakat bisa tetap menonton TV, maka pesawat TV sudah mesti digital atau bisa ditambahkan perangkat set of box (STB).

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel, M Hasrul Hasan mengatakan, saat ini ada 16 stasiun TV, baik itu stasiun TV berjaringan (SSJ), TV lokal maupun Lembaga Penyiaran Publik TVRI.

Setelah berlakunya ASO, bisa saja berkembang tiga kali lipat. Karena satu frekuensi dapat dimanfaatkan untuk 6 sampai 12 siaran yang kualitas lebih jernih dan lebih canggih.

Firdaus Muhammad, Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel, mengingatkan agar jangan sampai para dai dan penceramah agama hanya menjadi konsumen media. Tapi mesti jadi produsen konten.

Baca Juga:Serikat Buruh Bogor Dorong Tokoh Nahdlatul Ulama Gus Udin Jadi Senator DPD RI

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar, ini minta agar dai jangan gaptek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini