Solar Langka, Petugas SPBU di Kabupaten Wajo Dianiaya Warga

Kelangkaan solar di sejumlah wilayah membuat resah masyarakat

Muhammad Yunus
Kamis, 17 Maret 2022 | 17:07 WIB
Solar Langka, Petugas SPBU di Kabupaten Wajo Dianiaya Warga
Ilustrasi sejumlah kendaraan tengan melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU. [Dok Pertamina]

SuaraSulsel.id - Kelangkaan solar di sejumlah wilayah membuat resah masyarakat. Pegawai SPBU bahkan jadi bulan-bulanan warga.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Seorang pegawai di SPBU Empagae, RM (29) sampai dianiaya oleh pembeli.

Penyebabnya karena pembatasan pembelian solar. Pelaku BD (50) dan RN (26) ingin membeli solar melebihi ketentuan.

"Pelaku kesal karena korban tidak mau kasih solar lebih," ujar Kapolres Wajo, AKBP Muhammad Islam, Kamis, 17 Maret 2022.

Baca Juga:Kasus Perkawinan Anak Kabupaten Wajo Paling Tinggi di Sulawesi Selatan

Islam menjelaskan para pengendara hanya dijatah solar 40 liter sekali isi. Sementara pelaku ingin lebih dari itu.

Karena korban terus menolak, mereka sempat bersitegang. Pelaku emosi karena korban ngotot tidak memberikan solar dengan jumlah lebih.

Pelaku RN kemudian langsung meninju wajah korban. Akibatnya, korban mengalami pembengkakan di wajah.

"Pelaku langsung memukul korban. Awalnya pelaku RN yang memukul lalu dibantu dengan BD," jelasnya.

Islam mengaku pihaknya mengamankan RN terlebih dahulu pada pekan lalu. Namun saat dilakukan penyelidikan lebih lanjut, BD juga terbukti memukul korban.

Baca Juga:Penuhi Kebutuhan Pasokan Solar Bagi Nelayan, Pemkab Bengkayang Canangkan Pembanguna SPBU di Pulau Lemukutan

Akhirnya BD juga diamankan oleh pihak kepolisian, Selasa kemarin. Kedua pelaku ternyata ayah dan anak itu saat ini ditahan di Mapolres Wajo.

Akibat perbuatannya, kedua pelaku disangkakan pasal 351 dan pasal 170 KUHP dengan ancaman penjara 4 tahun.

Seperti diketahui, kelangkaan solar terjadi di Sulawesi Selatan sudah lebih sepekan. Pengendara bahkan mengaku rela bermalam di SPBU.

Bagaimana tidak. Para pengendara bus dan truk yang menggunakan jenis BBM ini harus rela mengantre hingga 5 jam setiap hari.

Apalagi tidak semua SPBU menyediakan jenis BBM subsidi ini. Hal tersebut juga menimbulkan kemacetan panjang karena antrean kendaraan yang mengular.

Senior Supervisor Communication dan Relation PT Pertamina Region Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan ada pembatasan untuk mendapatkan solar bersubsidi. Untuk Sulsel, memang ada pengurangan dari tahun sebelumnya sekitar 7 persen.

Kata Taufiq, antrean kendaraan yang terjadi di SPBU karena meningkatnya jumlah kendaraan serta subsidi solar diatur oleh kuota. Artinya, harus dilakukan pembatasan agar BBM bersubsidi yang disalurkan sesuai dengan kouta yang diatur pemerintah.

"Kouta ini mengalami penurunan tiap tahun. Penurunannya dari tahun ini ke tahun sebelumnya sekitar tujuh persen. Ketika ada penurunan, kita dihadapkan dengan volume kendaraan yang semakin bertumpuk, maka dilakukan pembatasan," katanya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini