Lirik Lagu Garuda Pancasila Beserta Penulisnya

Lirik lagu Garuda Pancasila atau yang juga sering disebut sebagai Mars Pancasila ini memiliki makna janji dan kesetiaan terhadap ideologi negara.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 15 Maret 2022 | 11:17 WIB
Lirik Lagu Garuda Pancasila Beserta Penulisnya
Ilustrasi Burung Garuda (Instagram/@nazar.ikhsan)

SuaraSulsel.id - Lagu Garuda Pancasila adalah salah satu lagu nasional Indonesia yang sudah cukup populer di masyarakat. Dalam sejarah, lagu nasional Indonesia ini diciptakan untuk mengapresiasi perjuangan para pahlawan kemerdekaan serta untuk menumbuhkan rasa semangat kepada para pemuda.

Seperti lagu lagu nasional yang lain, Garuda Pancasila yang diambil dari lambang dasar negara memiliki lirik dengan makna mendalam.

Lirik lagu Garuda Pancasila atau yang juga sering disebut sebagai Mars Pancasila ini memiliki makna janji dan kesetiaan terhadap ideologi negara. 

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa Pancasila merupakan pedoman hidup untuk masyarakat Indonesia yang harus dijunjung tinggi.

Baca Juga:Densus Tangkap Terduga Teroris Jamaah Islamiyah di Perumahan Samawa Village Tangerang

Oleh karena itu, lagu Garuda Pancasila ini harus diperdengarkan kepada anak-anak sejak kecil supaya terbiasa. 

Sebelum kita membahas tentang lirik dari lagu Garuda Pancasila, kita harus mengetahui siapa pencipta lagu ini. 

Mars "Garuda Pancasila" ditulis oleh Sudharnoto yang dipakai dan ditetapkan sebagai lagu nasional. Lirik lagu ini bermakna semangat perjuangan dan kesetiaan rakyat Indonesia kepada Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara.

Sudharnoto merupakan seniman Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).

Sudharnoto, lahir di Kendal, Jawa Tengah pada tanggal 24 Oktober 1925, sebagaimana ditulis Hersri Setyawan dalam buku Kamus Gestok (2003:273).

Baca Juga:Dokter Sunardi Tewas Ditembak, Fadli Zon Sebut Kebiadaban yang Tidak Adil Tanpa Kemanusiaan

Meskipun pernah sekolah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hanya sampai tingkat dua, namun Sudharnoto lahir dari keluarga yang mencintai musik.

Ayahnya adalah seorang dokter pribadi Mangku Negara VII di Surakarta sangat gemar bermain gitar, seruling dan biola.

Sedangkan sang ibu pandai bermain akordeon. Dari sanalah kegemaran Sudharnoto terhadap musik lahir.

Namun demikian, meskipun kedua orangtuanya bisa memainkan alat musik, Sudharnoto belajar musik dari sejumlah seniman seperti Jos Cleber, Daljono, Soetedjo hingga R.A.J. Soedjasmin, hal ini sebagaimana dicatat dalam buku Lagu Wajib Nasional tulisan Wildan Bayudi (2019:181).

Dalam perjalanan kariernya sebagai musikus, Sudharnoto pernah mengisi siaran RRI Solo bersama orkes pimpinan Maladi bernama Orkes Hawaiian Indonesia Muda. Sudharnoto menjadi kepala seksi musik di RRI Jakarta dan menjadi pengisi acara di Hammond Organ Sudharnoto, pada tahun 1952.

Selain hal itu, Sudharnoto juga mendirikan Ensambel Gembira, sebuah kelompok penyanyi Istana, bersama sejumlah seniman yaitu Bintang Suradi dan Titi Soebronto K. Atmojo.

Namun sayangnya, pasca-meletusnya tragedi 1965, seluruh anggota Lekra diburu, ditangkap, ditahan serta dibunuh tanpa melalui proses pengadilan. Sudharnoto tidak luput dari peristiwa itu. Sudharnoto diberhentikan dari RRI dan ikut dijebloskan di Rumah Tahanan Salemba.

Akibat peristiwa tersebut, Sudharnoto kehilangan pekerjaan. Setelah keluar dari penjara, Sudharnoto bekerja serabutan mulai dari menjadi penyalur es, sopir taksi hingga sopir di Bank Indonesia.

Akan tetapi, pada tahun 1969, ia kembali terjun ke dunia musik dengan menjadi pianis di sebuah restoran dan hotel di Jakarta. Pada tanggal 11 Januari 2020, Sudharnoto meninggal dunia dan dimakamkan di TPU Karet.

Selain menggubah “Mars Pancasila" yang kini dikenal sebagai lagu “Garuda Pancasila", Sudharnoto juga telah menciptakan banyak lagu di antaranya “Asia-Afrika Bersatu", “Dunia Milik Kita" dan “Bunga Sakura".

Lagu "Dunia Milik Kita" ciptaan Sudharnoto dimasukkan ke dalam album perdana milik Paduan Suara Dialita yang berisikan lagu-lagu ciptaan para komponis penyintas tahanan politik 1965 selama berada di penjara pengasingan, termasuk Sudharnoto.

Dialita, merupakan akronim dari Di Atas Lima Puluh Tahun, sebuah paduan suara yang terdiri dari perempuan yang peduli terhadap korban kekerasan sejarah 1965.

Lalu bagaimana dengan lirik Garuda Pancasila? Yuk simak selengkapnya dibawah ini. 

Lirik lagu Garuda Pancasila:

Garuda Pancasila

Akulah pendukungmu

Patriot proklamasi

Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara

Rakyat adil makmur sentosa

Pribadi bangsaku

Ayo maju, maju

Ayo maju, maju

Ayo maju, maju!

Demikian penjelasan tentang lirik dan kisah pencipta lagu Garuda Pancasila. 

Kontributor : Annisa Nur Rachmawati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini