"Nervous tentu ada. Kalau dari 1-10, tingkat nervousnya ada di angka empat. Masih normal," kata Jamaluddin.
Sehari sebelum pemilihan, ia mengaku masih sibuk menjalankan tugasnya sebagai dekan. Kendati demikian, Jamaluddin Jompa mengaku terus menjalin komunikasi dengan Majelis Wali Amanat.
Jamaluddin Jompa menegaskan jika dipercaya menjadi Rektor Unhas, maka tentu akan membawa Unhas lebih baik ke depannya. Menurutnya, Unhas harus menjadi rujukan nasional, bahkan menjadi rujukan internasional ke depan.
Namun, jika tidak terpilih, menurutnya itu hal yang harus diterima. Toh, ia akan tetap mengabdi di Unhas sebagai dekan dan dosen.
Baca Juga:Suara Menteri Nadiem Makarim Berpengaruh Besar Saat Pemilihan Rektor Unhas
"Kami tidak bertanding, jadi tidak ada kalah dan menang. Yang ada, ada yang terpilih ada yang tidak. Kalau tidak terpilih ya saya tetap akan ke tugas pertama saya, jadi dosen," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unhas, Syamsul Bahri menjelaskan ada 17 anggota MWA yang mempunyai hak suara dalam pemilihan nanti. Salah satunya Mendikbudristek yang punya hak 35 persen dari total suara.
"Artinya suara menteri setara dengan 9 suara. Jadi seluruh suara adalah 16 ditambah 9 menjadi 25 suara," jelasnya.
Prosedur pemilihan dan penetapan Rektor Unhas Periode 2022-2026, hari ini akan digelar melalui sidang paripurna.
Setelahnya akan ada pemaparan dan pendalaman visi misi masing-masing calon rektor sebelum pemilihan.
Baca Juga:RUPS Luar Biasa PT Vale, Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu Tetap Komisaris Independen
"Setelah itu akan berlangsung sesi tanya jawab dari anggota MWA," tukasnya.