Sementara itu, Uskup Agung Keuskupan Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi mengakui Pemerintah Provinsi Maluku maupun Pemkab Malra telah banyak menyelesaikan pembangunan rumah ibadah di daerah tersebut.
"Di masa pemerintahan Gubernur sekarang ini luar biasa, banyak rumah ibadah yang selesai dibangun, juga di masa Bupati ini juga luar biasa, banyak Gereja di sini selesai dibangun," ungkap Mandagi.
Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah. Sudah membangun rumah-rumah ibadah, bukan hanya Gereja Katolik tapi juga gedung ibadah yang lain.
"Dan saya pernah mengatakan kepada bupati, jangan cuma memperhatikan Gereja Katolik saja. Harus adil, cinta dan kasih memperhatikan juga Masjid dan juga Gereja Protestan serta rumah ibadah lainnya," ujar Mandagi.
Baca Juga:Pembangunan Gereja GKI Pengadilan di Bogor, Komnas HAM: Ibarat Pase Merayakan Kebinekaan
Selain itu, hadirnya Pemerintah baik Provinsi maupun Malra dan juga Kota Tual pada peresmian dan pemberkatan gereja ini menandakan pemerintah memperhatikan kelompok-kelompok agama termasuk kelompok agama Katolik di Maluku.
Sehingga, ia mengatakan tidak ada diskriminasi pada kelompok-kelompok agama tertentu dan tidak ada juga perkelahian karena perbedaan agama, daerah ini dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya di Indonesia.
"Apa artinya gedung gereja ini, gedung ini bisa hancur tapi yang tertinggal di dalam gedung gereja adalah cinta tuhan kepada masyarakat. Gedung gereja menjadi sebuah kritik, kritik untuk kita semua, bahwa dalam semua perjalanan hidup, kita utamakan Tuhan di atas segala-galanya," pungkas Mandagi. (Antara)