SuaraSulsel.id - Seorang warga beragama Muslim di Minahasa Selatan dengan ikhlas menghibahkan tanahnya untuk gereja.
Lokasi tanah berada di Desa Rap-rap, Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan.
Mengutip Beritamanado.com -- jaringan Suara.com, pria tersebut bernama Robo Lahma. Memberikan tanah secara cuma-cuma kepada GMIM Efrata Rap-rap.
Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Efrata Rap-rap, Pdt Welly Pudihang, mengatakan Robo Lahma memang dikenal sebagai sosok rendah hati.
Baca Juga:Sebut Dirinya Anak Tuhan, Pria Ini Paksa Gadis Berhubungan Seks Atas Nama Agama
Hibah tanah ini, lanjut Pdt Welly, menjadi hadiah natal bermakna bagi jemaat karena sudah dinantikan sejak lama.
“Sejak bertugas di GMIM Efrata Rap-rap saya melakukan pendekatan dengan pak Robo. Di desa dia dikenal dengan panggilan pak Ade Robo. Saat menyampaikan maksud dan tujuan, pak Robo langsung bersedia memberikan tanahnya,” kata Pendeta Welly.
Gayung bersambut, Welly kemudian membicarakan ini kepada perangkat desa dan mengurus semua prosedur yang diperlukan.
“Singkat cerita, Rabu kemarin (1/12/2021) pak Ade Robo menyerahkan bukti hibah kepada kami di hadapan Wakil Bupati Minahasa Selatan Pdt Petra Rembang,” ujarnya.
Tentu saja, lanjut Welly, momentum ini sangat berkesan. Ia salut dengan kerendahan hati seorang Robo Lahma.
Baca Juga:Makna Doa Aku Percaya, Syahadat para Rasul dalam Gereja Katolik
Sebagai seorang Muslim taat, Robo tak meminta sepeserpun uang.
“Pak pendeta, napa kita so tanda tangan surat hibah kita pe tanah for gereja basar,” kata Welly mengutip kalimat yang disampaikan pa Ade Robo.
Menurutnya, pa Ade Robo telah mengajarkan kepada semua orang bagaimana menjadi manusia sesungguhnya.
“Di balik ketaatannya sebagai muslim, ia sangat mengenal ajaran Kristus yakni kasihilah sesamamu manusia. Apalagi pa Ade Robo hidup di lingkaran keluarga Kristiani,” bebernya.
Pdt Welly menambahkan, pak ade Robo merupakan warga Desa Arakan, bertetangga dengan Rap-rap. Kebetulan di Arakan, mayoritas penduduk beragama Muslim sementara di Pap-rap didominasi Kristen.
“Kami hidup berdampingan. Kerukunan dan toleransi terjalin erat sampai hari ini,” ungkapnya.