SuaraSulsel.id - Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Sulsel menjatuhkan sanksi kepada delapan pemain futsal yang membela Sulawesi Selatan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Mereka disebut melakukan pelanggaran disiplin dan etika organisasi.
Para pemain tersebut diantaranya Kennet Erickson, Syamsul Hadi, Ramdhan Jamaluddin, Anzar, Suhendar, dan Muhammad Agung Pandega. Hal tersebut tercantum dalam lampiran surat bernomor 60.600/002-AFPSulsel/x/2021.
AFP mencatat ada dua pelanggaran berat yang dilakukan pemain. Diantaranya, melakukan pelanggaran disiplin dan etika organisasi AFP dengan melakukan provokasi kepada pemain lainnya untuk melakukan penolakan panggilan AFP Sulsel. Perilaku melanggar kode Disiplin AFP Sulsel diatur dalam pasal 73 ayat 3.
Pelanggaran lainnya yakni pemain atas nama Kennet Erickson terbukti dan meyakinkan pelanggaran disiplin dan etika organisasi AFP Sulsel dengan melanggar kesepakatan bersama tim PON Sulsel yaitu mengikuti pertandingan lain/tarkam saat persiapan PON tengah berjalan. Perilaku tersebut melanggar kode disiplin AFP Sulsel pada pasal 73 ayat 2.
Baca Juga:Viral Atlet Peraih Emas PON Papua Tagih Uang Saku, Wali Kota Malang: Sudah Clear
Akibatnya pemain dijatuhi tiga jenis sanksi. Yakni mereka yang disebut melanggar dilarang mengikuti seluruh kompetisi dan turnamen di wilayah Sulsel. Sanksi lain yakni dilarang terlibat pada seluruh aktivitas futsal baik bersifat teknis, administratif, pelatihan, coaching clinic, dan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan pembinaan atau kompetisi futsal di Sulsel.
"Sanksi ini berlaku selana empat tahun sejak tanggal 23 Oktober 2021 sampai dengan 22 Oktober 2025," demikian kutipan surat sanksi tersebut.
AFP Sulsel memberi waktu kepada pihak yang merasa keberatan untuk melakukan banding kepada komisi banding AFP Sulsel selambat-lambatnya 14 hari setelah ini keputusan ditetapkan. Pendaftaran keberatan dilakukan secara langsung kepada komisi banding dengan surat secara tertulis untuk menentukan proses lebih lanjut.
Pikir-pikir Ajukan Banding
Salah satu pemain yang dijatuhi sanksi, Muhammad Agung Pandega mengaku masih pikir-pikir untuk mengajukan banding. Menurutnya belum tentu AFP mau memproses keberatan mereka jika mengajukan banding.
Baca Juga:Wuuiiihhh... Raih Medali di PON XX Papua, Atlet dari UNS Terima Bonus Melimpah
"Belum ada rencana. Kalau kita mengajukan banding palingan gak dipeduli sama sekali suratnya," ujar Agung saat dikonfirmasi, Senin, 25 Oktober 2021.
Agung mengaku para pemain hanya mempertanyakan hak mereka dengan baik-baik. Namun, dibalas dengan kata-kata yang kurang bijaksana oleh pengurus AFP.
"Lalu ketika kami kompak bersuara, kami diserang balik dengan alasan provokasi di media sosial dan melanggar kode etik organisasi," tambahnya.
Menurutnya, Futsal Sulsel tidak akan maju jika sistem kepengurusannya seperti itu. Bersuara sedikit langsung disanksi. Menurutnya itu pembungkaman.
"Tidak usah berbicara prestasi jika pemain yang ada di Sulsel berada dibawah naungan bayang-bayang ancaman. Bersuara sedikit disanksi, salah sedikit disanksi, tidak ikut main atas nama organisasi disanksi," jelasnya.
Awal Mula Kekecewaan AFP
Kekecewaan AFP sudah terjadi sejak Tim Futsal Sulawesi Selatan kalah pada PON XX Papua.
Kala itu, anak asuh Azhar Rahman itu kandas di penyisihan grup. Setelah kontingen Jawa Timur berhasil mengalahkan Jawa Barat. Tim Jawa Timur menang tipis dari Jawa Barat dengan skor 4-3.
Hal tersebut menjadikan Jatim unggul 1 poin dari Sulsel untuk babak selanjutnya. Jatim mengumpulkan 8 poin, sedangkan Sulsel hanya 7 poin.
Kandasnya Tim Sulsel membuat Ketua AFP Sulsel, Ahmad Susanto melampiaskan kecewanya. Sebagai induk cabor, ia mengaku tak pernah dilibatkan selama ini.
Ahmad mengatakan kegagalan Cabor Futsal di PON XX Papua adalah tanggung jawab Satgas dan Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel. Ia mengaku sejak awal, AFP tidak dilibatkan. Bahkan mereka pernah mengajukan pergantian pemain untuk penguatan, namun oleh Satgas dan Dispora usulan tersebut ditolak.
"Bahkan semua cabang olahraga tidak pernah dilibatkan, baik teknis maupun non teknis persiapan," ujarnya.
Pada pelepasan kontingen saja, kata Ahmad, AFP tidak perndah diundang. Begitupun juga pada cabor yang lain, pengurusnya tidak pernah dilibatkan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing