SuaraSulsel.id - Sebuah video viral di media sosial sejak Kamis, 21 Oktober 2021. Dalam video itu terlihat seorang ibu membubarkan mahasiswa pendemo di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar.
"Kau Islam, salat magrib. Berdosa kau menghalangi orang salat," teriak ibu itu ke pendemo, sambil memukul tangannya menunjukkan sudah saatnya salat.
Ibu yang belum diketahui namanya hingga kini itu mengaku sudah dua jam berada di dalam mobil karena macet. Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa menutup hampir separuh akses di jalan Sultan Alauddin mengakibatkan macet panjang.
"Saya sudah dua jam di mobil. Perjalananku masih ke Daya. Orang salat maghrib mi. Salat maghrib," teriaknya ke pendemo yang ada di atas truk tronton.
Baca Juga:Prediksi Borneo FC vs PSM Makassar di BRI Liga 1 2021/2022
Ia mengaku banyak masyarakat yang sengsara karena pendemo yang menutup jalan tersebut. Ia meminta mahasiswa menyudahi aksinya karena sudah jam salat.
"Kita mengerti apa yang kau suarakan. Tetapi begitu banyak orang yang kau sengsarakan itu. Ini waktu maghrib ini," tegasnya.
Beberapa demonstran kemudian berusaha menenangkan ibu tersebut. Mereka kemudian membubarkan diri.
"Iye, iye, selesai mi," ujar mahasiswa kepada ibu tersebut.
Beberapa netizen kemudian memuji aksi ibu tersebut. Mereka menyebutnya, emak-emak terbaik.
Baca Juga:Fatmawati Rusdi Minta Lurah dan Camat di Makassar Tetap Fokus Tangani Covid-19
"Saya suka gayanya ini emak-emak. Menyuarakan aksi boleh, tapi jangan sampai merugikan orang lain. Kalau begini sudah macet, halang-halangi orang ibadah," tulis akun @Marniati Mahrum.
"Bukan kaleng-kaleng. Baru satu emak-emak yang turun itu. Kena mental ga tuh," tulis akun lainnya.
Demo di Jakarta
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) menggelar aksi terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kawasan Patung Kuda, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (21/10/2021).
Dalam aksi tersebut, ratusan mahasiswa BEM SI menyampaikan sedikitnya 12 tuntutan kepada Presiden Jokowi yang telah menjabat selama tujuh tahun sejak 2014.
Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Kaharuddin mengungkapkan bahwa selama 7 tahun memimpin, banyak janji Jokowi yang belum terpenuhi.
"Bertepatan dengan 20 Oktober 2021, tujuh tahun sudah Jokowi memimpin pemerintahan negeri ini. Namun, banyak janji-janji kampanye yang harus dipenuhi," kata Kaharuddin dikutip dari Antara.
Kaharuddin menyampaikan ada 12 tuntutan yang disampaikan, antara lain mendesak pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah pengganti untuk membatalkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Mahasiswa juga menuntut diberhentikannya Firli Bahuri sebagai Ketua KPK dan mengembalikan marwah lembaga tersebut dalam agenda pemberantasan korupsi.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing