Presiden Jokowi: Krisis, Resesi, dan Pandemi Seperti Api

Kalau bisa, kita hindari. Tapi jika tetap terjadi, kita pelajari untuk bertindak dan mengembangkan cara-cara baru

Muhammad Yunus
Kamis, 21 Oktober 2021 | 15:29 WIB
Presiden Jokowi: Krisis, Resesi, dan Pandemi Seperti Api
Presiden Jokowi meresmikan pabrik biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu Kamis 21 Oktober 2021 [Suarasulsel.id / Sekretariat Presiden RI]

SuaraSulsel.id - Presiden Joko Widodo mengatakan, krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari. Tapi jika tetap terjadi, kita pelajari untuk bertindak dan mengembangkan cara-cara baru.

"Kita bekerja keras menangani masalah kesehatan, tetapi perhatian terhadap agenda-agenda besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang sedikit pun.
Dengan bahu membahu dan saling bergandeng tangan kita mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh," tulis Presiden Jokowi di akun Facebook.

Hari ini Kamis 21 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo melakukan kinjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Selatan. Menuju Kabupaten Tanah Bumbu menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Di Kabupaten Tanah Bumbu, Presiden Jokowi meresmikan pabrik biodiesel.

Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit untuk dilakukan di Tanah Air mengingat potensinya yang sangat besar. Menurut Presiden, potensi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang dimiliki Indonesia mencapai 52 juta ton per tahunnya sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga:Tidak Akan Mundur, Presiden Jokowi Teguh Berkomitmen Tinggalkan Energi Fosil

"Hilirisasi, industrialisasi harus dilakukan dan harus kita paksa untuk dilakukan," ujar Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Presiden menjelaskan bahwa memperkuat industri biodiesel merupakan pilihan yang sangat strategis di masa mendatang dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional serta menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar.

"Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis. Sehingga ini catatan saya di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun, diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun," ucap Presiden.

Selain itu, pembangunan pabrik biodiesel tersebut juga diyakini akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, menjaga stabilisasi harga minyak sawit mentah (CPO), dan membantu meningkatkan kualitas lingkungan melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca.

Presiden juga mengingatkan pentingnya memegang teguh komitmen untuk meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Oleh karena itu, Presiden mendorong agar produksi biodiesel terus ditingkatkan.

Baca Juga:Tak Bisa Mendekat ke Istana, Puluhan Mahasiswa Pendemo Jokowi Dicegat Barikade Polisi

"Tahun 2021 ditargetkan kita mampu memproduksi dan menyalurkan 9,2 juta kiloliter dan saya minta nanti ini tahun depan juga bisa meningkat lebih tinggi lagi," ujar Presiden.

Presiden Jokowi pun mengapresiasi PT Jhonlin Group yang telah membangun pabrik biodiesel dalam rangka industrialisasi CPO ke biodiesel sehingga dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dan menciptakan produk-produk turunan dari CPO.

"Kita berharap juga nantinya ada perusahaan-perusahaan lain yang mulai menghilirisasikan, mengindustrialisasikan CPO-nya baik menjadi minyak goreng, baik jadi kosmetik atau menjadi barang setengah jadi atau barang jadi lainnya," ungkapnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam peresmian kali ini adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini