Kisah Atlet PON Papua Mau Disogok Rp200 Juta, Agar Kalah Saat Bertanding

PON Papua telah berakhir. Namun masih ada beberapa kisah yang dibawa pulang.

Muhammad Yunus
Senin, 18 Oktober 2021 | 05:00 WIB
Kisah Atlet PON Papua Mau Disogok Rp200 Juta, Agar Kalah Saat Bertanding
Atlet sepak takraw Sulawesi Selatan, Rusdi melakukan smas bola ke arah pemain Jawa Timur, Samsul Hadi dalam pertandingan sepak takraw ganda putra PON Papua di GOR Trikora Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (29/9/2021). [ANTARA FOTO/Indrayadi TH]

SuaraSulsel.id - PON Papua telah berakhir. Namun masih ada beberapa kisah yang dibawa pulang oleh para atlet ke daerah asal.

Misalnya kisah atlet Takraw Gorontalo yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Sempat ditawari Rp200 juta. Agar kalah saat pertandingan.

Namun semangat untuk memberikan terbaik dan membawa nama harum daerah, membuat Tim Takraw Gorontalo menolak suap tersebut.

Mengutip gopos.id -- jaringan Suara.com, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Gorontalo, Fikram Salilama, membenarkan hal tersebut.

Baca Juga:Dugaan Malpraktik di Rumah Sakit Multazam Gorontalo, Usus dan Empedu Pasien Tersayat

Atlet Gorontalo sempat mendapatkan tawaran Rp200 juta agar mau mengalah. Tawaran uang ratusan juga itu sebagai sogokan dari tim lawan agar tim takraw Gorontalo mau menghentikan langkahnya ke babak selanjutnya.

“Tapi kita menolak uang itu,” ungkap Fikram ditemui tiba di Bandara Djalaludin Gorontalo, Jumat (15/10/2021).

Fikram mengatakan, pihaknya tak tertarik sama sekali soal tawaran melimpah dan menggiurkan tersebut sebab pihkanya konsisten menjaga nama baik Daerah dan kontingen Provinsi Gorontalo.

“Hasilnya kami mampu memenangkan pertandingan dan berhasil membawa medali emas,” tegasnya.

Dirinya menyampaikan dari kejadian tersebut pihaknya belajar banyak dan harus kembali mempersiapkan diri kedepannnya di ajang-ajang Kegiatan olahraga besar.

Baca Juga:LBH Makassar: Pelaporan Narasumber Berita ke Polda Sulsel Salah Alamat

“Seperti ini harus dihindari, terutama untuk kita semua terkhusus atlet maupun pelatih,” pungkas Fikram.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini