Penyerahan tersebut disebut dengan Perjanjian Bongaya. Setelah dikuasai oleh Belanda, Benteng Ujung Pandang berubah menjadi Benteng Rotterdam.
Dalam Benteng Rotterdam, pengunjung disajikan beberapa bangunan kuno dengan gaya kolonial seperti sumur kuno, parit keliling, dan memiliki lima bastion yang masih memiliki Meriam di dalamnya, antara lain Bastion Bone, di sebelah barat, Bastion Bacan di sebelah barat daya, Bastion Buton di barat laut, Bastion Mandarsyah di sebelah timur laut, dan Bastion Amboina di sebelah tenggara.
Di Benteng yang berbentuk penyu ini, para wisatawan dapat berlibur sekaligus belajar mengenai sejarah yang terjadi saat penjajahan Belanda.
Baca Juga:Daftar 8 Suku Sulawesi Selatan, Bukan Hanya Bugis dan Makassar
Tak kalah unik dengan Pantai Losari, Pantai Akkarena memiliki ciri khas pasir pantai yang hitam atau dijuluki dengan Black Pearl from East of Indonesia. Di pantai ini, anda dapat melakukan berbagai kegiatan seperti olahraga, bersantai, dan rekreasi.
Beberapa olahraga air pun tersedia di Pantai Akkarena, yaitu banana boat, dan jet sky, selain itu anda dapat mengelilingi pantai menggunakan ATV.
Pengunjung dapat menghabiskan waktu santai dengan keluarga di Pantai Akkarena karena terdapat fasilitas taman bermain hingga kuliner khas Kota Makkasar.
4. Karst Makassar (Hutan Batu Terbesar ke-2 di Dunia)
Selain pantai, Ibu Kota Sulawesi Selatan juga menyajikan pemandangan yang tak kalah menarik. Hutan batu yang merupakan gugusan tebis cadang terbentuk karena erosi di bawah tanah batu kapur atau batu marmer yang larut dalam air.
Baca Juga:5 Hotel di Makassar Cocok untuk Staycation, Bonus Pantai dan Tempat Rekreasi
Saat berkunjung ke Pegunungan Karst, anda akan disuguhkan pemandangan indah batu gamping yang tinggi, gua-gua di sekitar karst dan menyusuri rawa sungai yang akan didampingi oleh pemandu. Karst Makassar terletak di Maros-Pangkep yang harus menempuh 40km dari pusat kota Makassar.