Kasus Anak Diperkosa Ayah di Lutim, Anggota DPR Desak Polisi Berpihak ke Korban

Kasus dugaan pemerkosaan tiga anak yang dilakukan di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) disorot Anggota DPR Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher.

Chandra Iswinarno | Novian Ardiansyah
Senin, 11 Oktober 2021 | 14:44 WIB
Kasus Anak Diperkosa Ayah di Lutim, Anggota DPR Desak Polisi Berpihak ke Korban
Ilustrasi penghentian proses penyelidikan oleh polisi dalam kasus kekerasan seksual di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. [Project M/Muhammad Nauval Firdaus - di bawah lisensi Creative Commons BY-NC-ND 2.0]

SuaraSulsel.id - Kasus dugaan pemerkosaan tiga anak yang dilakukan di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya, Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher.

Netty pun mendesak pihak kepolisian membuka dan melanjutkan kembali proses penyelidikan. Dia juga menyarankan, agar kasus tidak simpang siur, pihak aparat harus tegas dan berpihak pada korban yang memiliki hubungan personal dengan pelaku. 

"Beri dukungan pada ibu korban yang berani  melaporkan kasus ini. Jangan malah di-viktimisasi sebagai Ibu yang memiliki gangguan kejiwaan," ujarnya seperti dikutip Suara.com pada Senin (11/10/2021).

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani. (Dok. DPR)
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani. (Dok. DPR)

Dia juga mengingatkan pemerintah untuk memberikan jaminan perlindungan dan dukungan pada keluarga untuk membangun ketahanan keluarga.

Baca Juga:Anggota DPR ke Polres Lutim: Dukung Ibu Korban Pemerkosaan Anak, Jangan Malah Viktimisasi

"Beri akses dan dukungan pada keluarga agar tangguh dan berani melewati situasi kritis, termasuk saat terjadi kejahatan seksual atau KDRT."

Sementara itu, diakui Netty, penanganan kasus dugaan pemerkosaan tiga anak oleh ayah kandung di Lutim, menyisakan banyak pertanyaan. Misalnya, Netty mengungkapkan, kurangnya keterlibatan penuh baik kuasa hukum, orang tua, dan pendamping sosial bagi korban.

"Fasilitas rumah aman, konseling, dan dukungan fasilitas lainnya pun kurang memadai," kata Netty.

Tak hanya itu, dia juga menyoroti adanya tagar #PercumaLaporPolisi yang menjadi trending topic di media sosial beberapa waktu lalu.

Menurut Netty, tagar itu menjadi bukti nyata tercederainya kepercayaan rakyat terhadap lembaga kepolisian. Apalagi diketahui polisi menghentikan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Baca Juga:Tim Khusus Polri Audit Kinerja Penyidik Polresta Luwu Timur Soal Kasus Pencabulan Anak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini