SuaraSulsel.id - Sharlini Eriza Putri dan Vincent Kurniawan, menciptakan alat pendeteksi COVID-19 dengan metode kumur (Gargling).
Founder Nusantara Genetics (Nusantics), sebuah perusahaan rintisan lokal di bidang tehnologi genomika tersebut, mengklaim metode kumur mereka memiliki akurasi 90 persen.
“Metode kumur yang kami beri nama BioSaliva Gargle VTM ini, bisa menjadi alternatif. Bagi masyarakat yang tidak nyaman dengan metode colok hidung. Tes kumur ini tidak ada bedanya dengan PCR sebagai standar emas deteksi COVID-19. Tingkat akurasinya 90 persen,” jelas Sharlini saat audensi bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Gedung Bina Graha Jakarta, Jumat 10 September 2021.
Dalam kesempatan itu, Sharlini yang juga CEO Nusantics menguraikan cara pemeriksaan COVID-19 dengan metode kumur.
Baca Juga:Hari Ini dan Besok, Masyarakat Lampung Terima 20 Ribu Dosis Vaksin Covid-19
“Satu jam sebelumnya tidak boleh makan minum dulu. Kumurnya di tenggorokan bukan di mulut, jadi kepala harus mendongak ke atas dan harus ada suara,” terang Sharlini sambil mempraktikkan cara metode kumur.
Sharlini yang lulusan Imperial College London mengakui, metode kumur lebih efektif dan efisien. Serta tidak membutuhkan banyak tenaga kesehatan (nakes) dalam pelaksanaannya.
“Metode ini bisa dilakukan sendiri. Tinggal nanti hasil tesnya dibawa ke layanan kesehatan untuk diperiksa menggunakan mesin PCR,” lanjut Sharlini.
Inovasi alat deteksi COVID-19 dengan metode kumur mendapat apresiasi positif dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Menurutnya, terobosan ini harus segera disosialisasikan dan dimanfaatkan untuk masyarakat.
Baca Juga:Kemenkes: 0,83 Persen Warga Asing Yang Masuk Ke Indonesia Dinyatakan Positif Covid-19
“Inovasi masa depan seperti ini nggak boleh berhenti. Persoalannya kan belum banyak orang mengerti," kata Moeldoko.
- 1
- 2