Berjalan Lambat, Program Vaksinasi Indonesia Diperkirakan Selesai 2 Tahun

Sistem pendaftaran vaksin di Indonesia harus dibuat sederhana

Muhammad Yunus
Minggu, 29 Agustus 2021 | 18:34 WIB
Berjalan Lambat, Program Vaksinasi Indonesia Diperkirakan Selesai 2 Tahun
Presiden Joko Widodo bersama Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto (kiri), Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid (kedua kiri), Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kanan) dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri (kanan) meninjau pelaksanaan vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan Kadin Kota Bogor di Taman Cappelen, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/8/2021). Vaksinasi yang diikuti sebanyak 16.200 pelajar SMP dan SMA di wilayah Jawa Barat dan Banten ini selain bertujuan meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity), juga untuk menghadapi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). - (Antara/KADIN)

SuaraSulsel.id - Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla meminta agar sistem pendaftaran vaksin di Indonesia dibuat sederhana. Sebagaimana halnya yang dilakukan beberapa negara.

Karena jika sistemnya masih sangat ribet, JK memperkirakan program vaksinasi Covid-19 secara nasional paling cepat selesai dalam kurun waktu 2 tahun.

Hal tersebut disampaikan JK saat memberi sambutan pada acara vaksinasi Covid-19 oleh Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (UNHAS) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, PMI, Dinkes DKI serta Nindya Karya di Gedung Nindya Karya Jalan MT Haryono Kav 22 Cawang Jakarta Timur, Minggu 29 Agustus 2021.

JK menghhitung sejak program vaksinasi Covid-19 mulai dilaksanakan pada 13 Januari 2021. Perkiraan JK tersebut setelah menghitung jumlah penduduk Indonesia yang harus divaksinasi sekitar 200 juta orang.

Baca Juga:Vaksinasi Pelajar Urung Capai Target, Pemkot Jogja Belum Berani Gelar PTM

Jika masing-masing harus menerima vaksin sebanyak 2 kali, itu artinya ada 400 juta vaksin yang harus disuntikkan.

Sementara target vaksinasi adalah 1 juta per hari. Itu artinya butuh waktu 400 hari untuk memenuhi target 400 juta suntikan.

Sementara kondisi di lapangan rata rata penduduk Indonesia yang menerima vaksinasi sebanyak 500 ribu orang per hari.

"Sejak awal saya katakan sulit untuk selesai dalam waktu 1 tahun mungkin 2 tahun penyelesaiannya. Karena kalau kita perkirakan orang Indonesia yang harus menerima vaksin itu sekitar 200 juta orang jika masing masing orang harus disuntik 2 kali. Artinya 400 juta dosis yang harus disuntikkan. Target kita adalah 1 juta per hari itu artinya butuh waktu 400 hari. Dan ternyata pencapaian rata-rata 500 ribu per hari berarti itu bisa paling cepat 2 tahun baru selesai," ujar JK.

Untuk itu JK yang juga Ketua Imum IKA Unhas berharap setiap unsur masyarakat. Baik itu organisasi kemasyarakatan dan perusahaan agar bergotong royong.

Baca Juga:Update Covid RI 29 Agustus: Positif Bertambah 7.427, Sembuh 16.468, Meninggal 551

Membantu pemerintah untuk melakukan vaksinasi demi tercapainya target herd imunity. Apalagi jika melihat capaian vaksinasi selama 7 bulan program vaksinasi berjalan baru mencapai 90 juta dosis vaksin yang disuntikkan ke masyarakat masih jauh dari taget 70 persen herd imunity yaitu sebanyak 350 juta dosis penyuntikan.

"Itulah kenapa organisasi masyarakat dan perusahaan harus terlibat untuk melakukan vaksinasi. Karena kalau kita menyerahkan semuanya kepada Kemenkes, tidak akan sanggup dia menyuntikkan 400 juta dosis itu sendirian. Target kita untuk 70 persen herd imunity adalah 350 juta suntikan, kita sudah melakukan vaksinasi selama 7 bulan dan baru mencapai 90 juta suntikan maka itu belum mencapai dari target yang ditetapkan. Semua harus kerja sama karena ini butuh banyak sumber daya," tegas JK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini