SuaraSulsel.id - Penanganan pandemi COVID-19 di Papua tidak hanya secara gencar dilakukan oleh pemerintah daerah. Sejumlah relawan yang terdiri dari para pemuda dan anggota komunitas religi turut aktif berkontribusi dalam penanganan COVID-19. Melalui gerakan Pemuda Anti COVID-19.
Gerakan yang melibatkan kolaborasi antara pemuda Gereja, pemuda Masjid, komunitas masyarakat dan pemerintah daerah ini sudah diinisiasi sejak tahun 2020 oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Para relawan ini turun ke lapangan untuk melakukan proses penyemprotan desinfektan di rumah-rumah penduduk, melakukan kampanye himbauan protokol kesehatan 5M, kampanye kebersihan lingkungan dan seterusnya.
Sejauh ini, inisiatif gerakan Pemuda Anti COVID-19 difasilitasi oleh pihak Kelurahan di masing-masing daerah. Namun dana operasional dari Kelurahan yang cukup terbatas juga menjadi kendala bagi keberlanjutan inisiatif ini. Tidak terkecuali bagi gerakan Pemuda Anti COVID-19 di Kelurahan Hedam, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Baca Juga:Ketua KONI Sulsel Motivasi Atlet PON, Target Masuk 10 Besar
“Kita sudah membentuk tim Pemuda Anti COVID ini sejak 2020. Namun, relawan-relawan ini juga butuh makan dan butuh biaya operasional. Jadi di tahun 2021 kita terkendala dengan biaya operasional yang terbatas,” kata Soleman Young selaku Lurah Hedam, dalam rilis Jumat 13 Agustus 2021.
Situasi ini dilaporkan secara langsung kepada tim verifikasi lapangan KSP yang memantau penanganan COVID-19 di beberapa wilayah di Kota Jayapura selama 3 hari.
“KSP mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Dinkes menggerakkan partisipasi anak-anak muda untuk memperkuat upaya penanganan COVID-19 di masyarakat. Ini adalah bentuk kolaborasi yang sangat dibutuhkan sekarang dan semoga dapat menjadi model untuk daerah-daerah lainnya," kata Rini S. Modouw, Tenaga Ahli KSP.
Ia juga menambahkan bahwa Tim KSP akan mempelajari lebih lanjut terkait permasalahan dana operasional bagi keberlanjutan gerakan Pemuda Anti COVID-19 ini.
Penanganan COVID-19 di Kota Jayapura pun membutuhkan penguatan karena angka penularan yang masih cukup tinggi ditambah dengan keterbatasan alat tes PCR COVID-19, keterbatasan vaksinator dan tingkat kepatuhan masyarakat yang masih sangat rendah terhadap protokol kesehatan 5M.
Baca Juga:Informasi PON Papua 2021 Buka Lowongan Kerja Crew Runner, Cek Fakta Sebenarnya
Di Puskesmas Abepura di Kota Jayapura, misalnya, program vaksinasi sudah tidak berjalan selama satu bulan karena sebagian besar tenaga kesehatan dan vaksinator terpapar COVID-19.
- 1
- 2