Warga Papua Protes Pelni Tutup Pelayanan : Tinggal di Kampung Sulit Dapat Informasi

Masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen memprotes penutupan Pelabuhan Jayapura

Muhammad Yunus
Rabu, 04 Agustus 2021 | 16:02 WIB
Warga Papua Protes Pelni Tutup Pelayanan : Tinggal di Kampung Sulit Dapat Informasi
KM Labobar sandar di Pelabuhan Serui, Kepulauan Yapen, Papua [KabarPapua.co]

SuaraSulsel.id - Masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen memprotes penutupan Pelabuhan Jayapura untuk penumpang kapal mulai Agustus 2021. Protes ini sempat menimbulkan keributan karena banyak warga memaksa menerobos masuk kapal.

Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, sebelumnya, petugas Kantor PT Pelni Serui sudah menjelaskan, penutupan pelayanan tiket penumpang tujuan Jayapura karena adanya kebijakan dari Pemerintah Kota Jayapura dan Kantor Pelni Jayapura.

Kepala Operasional PT Pelni Serui, Rais Akbar membenarkan adanya protes warga karena penutupan Pelabuhan Jayapura.

Penutupan sesuai edaran PT Pelni Jayapura dimasa PPKM yang diterapkan guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga:Viral! Pendeta dan Jemaat di Papua Ramai-ramai Bakar Masker, Sebut Covid-19 Setan

“Animo masyarakat Serui untuk ke Jayapura cukup banyak, (namun) pada dasarnya kami sangat mendukung langkah Pemkot Jayapura menutup akses masuk maupun keluar pelaku perjalanan transportasi laut dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini,” kata Rais, Selasa 3 Agustus 2021.

Rais meminta warga tidak bertindak gegabah dan menjadikan Kantor PT Pelni sasaran emosi. Karena tidak melayani penjualan tiket tujuan Jayapura.

“Alangkah bijaknya kita saling mendukung langkah pemerintah memutus penyebaran Covid-19 ini agar kembali normal,” harap Rais.

Tempat Tinggal Jauh dari Pusat Informasi

Yosina, salah satu warga Kepulauan Yapen mengeluhkan penutupan pelayanan tiket penumpang tujuan Jayapura. Padahal, dirinya hendak menjenguk orang tua sakit di Jayapura.

Baca Juga:Viral! Sebut Covid-19 Setan, Pendeta dan Jemaat Ramai-ramai Bakar Masker

“Mau lihat orang tua sakit, saya sampai di Pelni dong bilang tidak jual tiket, terus kalau mau berangkat harus urus surat izin, tong tra tau (kita tidak tahu) kalau ada pengumuman untuk tidak boleh berangkat,” kata Yosina dengan logat Papua.

Selama ini, dirinya tidak mengetahui adanya pemberitahuan penutupan Pelabuhan Jayapura. Sebab, dirinya tinggal di Kampung Poom yang jauh dari akses informasi.

“Saya tinggal di Kampung Poom menyulitkan untuk mendapatkan informasi, jadi tidak tahu kalau sementara waktu penjualan tiket tujuan Jayapura ditiadakan,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini