SuaraSulsel.id - Virus corona varian delta ditemukan di Sulawesi Selatan. 10 orang dinyatakan sedang dirawat karena terpapar virus tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari mengatakan, mereka dirawat di Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Namun saat ini kondisinya sudah dinyatakan membaik.
"Hasil pemeriksaan laboratorium baru diketahui kemarin. Sedang kita tracing," ujar Ichsan, Sabtu, 17 Juli 2021.
Delta merupakan varian baru dari virus corona. Kemunculannya pertama kali ditemukan di India.
Baca Juga:10.000 Warga Sulsel Terdampak PPKM Mikro Akan Diberikan Paket Sembako
Mutasinya yang begitu cepat membuat penularan sulit dikendalikan. Delta dikategorikan sebagai virus yang mengkhawatirkan. Karena mengurangi netralisasi oleh antibodi secara signifikan.
Ichsan mengatakan pihaknya sedang melakukan tracing dan skrining pasien yang positif Delta ini. Testing juga akan ditingkatkan setiap hari. Seiring meningkatnya kasus setiap hari.
Hingga Jumat kemarin, ada kenaikan kasus hingga 739 orang yang terkonfirmasi positif di Sulsel. Angka orang yang meninggal juga bertambah 12 dalam sehari.
Pakar Epidemiolog Unhas Prof Ridwan mengaku Sulsel kini siaga darurat. Mau tidak mau, pemerintah harus memperketat pergerakan masyarakat.
Sulsel disarankan bisa menerapkan PPKM darurat seperti Jawa-Bali untuk daerah yang jadi episentrum. Seperti Kota Makassar.
Baca Juga:Peneliti Ungkap Potensi Infeksi Dua Varian Covid-19 Sekaligus, Bisakah Terjadi?
Jika tidak, kata Ridwan maka kasus seperti Jakarta bisa terjadi. Kemudian, ketersediaan rumah sakit, obat, oksigen dan tenaga kesehatan harus siap.
Mereka yang positif harus bisa dipisahkan sesuai gejalanya. Jika gejala ringan, maka tidak perlu dirawat.
"Cukup disiapkan tempat agar bisa dikontrol. Yang gejala berat dirawat di rumah sakit," tambahnya.
Sementara, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengaku PPKM berskala mikro akan diperketat. Pembatasan kegiatan masyarakat diawasi mulai dari RT RW hingga kelurahan.
"Ini gempuran Covid-19 adalah gempuran yang didominasi di wilayah perkotaan. Kita kepung dari sana sembari operasi (PPKM Mikro) kabupaten/kota tetap digencarkan di daerah masing-masing," tegasnya, Sabtu, 17 Juli 2021.
Ia mengaku pihaknya terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Capaian vaksinasi saat ini sudah di angka lebih dari 1,4 juta orang dari total target vaksinasi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), 7.057.525 orang.
Menurut Sudirman, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu langkah dalam mencegah penyebaran Covid-19 serta membangun herd immunity (kekebalan kelompok). Pihaknya akan memulai melakukan pemetaan wilayah penyebaran.
Salah satu fokus sasaran di kawasan Mamminasata yang mencakup Kota Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa) dan Takalar.
"Kita akan mulai petakan wilayah penyebaran. Kita sasar kawasan Mamminasata sebagai epicentrum penyebaran priority pertama," katanya.
Kawasan Mamminasata, kata Andi Sudirman, akan jadi prioritas vaksin untuk mencapai herd immunity di wilayah sentra penyebaran. Hal itu dilakukan, melihat peningkatan kasus yang banyak di daerah perkotaan.
Ia senantiasa mengingatkan masyarakat, untuk tetap selalu memperketat protokol kesehatan 5M. Menjaga imun tubuh, serta senantiasa berdoa untuk keselamatan dalam beraktivitas selama pandemi.
Pemprov Sulsel Siapkan Asrama Haji
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga tengah menyiapkan Asrama Haji Sudiang untuk tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. Ada 1.500 kapasitas bed yang tersedia saat ini.
Mereka yang positif akan lebih mudah diawasi di asrama dibanding jika isolasi mandiri di rumah. Ini juga gratis.
"Kita siapkan 1.500 bed. Nanti soal teknisnya dari Pemprov Sulsel termasuk untuk obat-obatan dan tenaga medisnya. Kami yang fasilitasi tempat," ujar Kepala UPT Asrama Haji, Ikbal Ashadi, baru-baru ini.
Ia mengatakan saat ini belum ada pasien Covid-19 yang dirawat disana. Namun, dengan naiknya kasus setiap hari di Sulsel, pihaknya selalu siaga setiap saat.
"Ini untuk meringankan beban pemerintah daerah di tengah lonjakan kasus. Jadi untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri, kita siapkan tempat," ujar Ikbal.
Pihaknya juga siap menampung bagi masyarakat yang habis melakukan perjalanan dari luar negeri. Pemerintah menganjurkan agar mereka yang habis melakukan perjalanan dari luar, bisa isoman lima hari.
Namun, kata Iqbal, khusus untuk ini berbayar. Setiap malamnya Rp 300 ribu.
"Ini untuk biaya operasionalnya. Kita tawarkan tempat setara hotel kelas tiga. Semuanya ditanggung termasuk makan tiga kali sehari," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Ichsan Mustari menambahkan telah berkoordinasi terkait penggunaan asrama haji sebagai ruang isolasi sejak lama. Bahkan, pemanfaatan asrama haji sebagai ruang isolasi sudah dilakukan pada tahun 2020.
Saat ini, keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit juga masih terkendali. Walaupun, ada peningkatan pasien yang masuk di ruang ICU tiap harinya.
"Ada kenaikan 2,83 persen tiap harinya untuk pasien yang masuk rumah sakit. 1 persen naik bagi pasien di ruang ICU," ujarnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing