SuaraSulsel.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan alarm tanda bahaya telah dibunyikan. Menyusul kasus Covid-19 yang telah melampaui puncak kasus aktif pada Januari lalu.
"Pemprov DKI telah dan akan terus bekerja keras menambah kapasitas pelayanan kesehatan kita. Untuk mengantisipasi lonjakan ini," ungkap Anied Baswedan lewat twitternya, Jumat 25 Juni 2021.
Kasus COVID-19 di Jakarta melonjak drastis. Terbanyak berasal dari klaster keluarga.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia.
Baca Juga:Pasien Terus Membludak, Menkes Budi Siapkan 130 Ribu Tempat Tidur Isolasi Covid-19
Dwi mengatakan, untuk klaster perkantoran pada 14-20 Juni ditemukan sebanyak 576 kasus positif dari 105 kantor.
"Sedangkan, untuk klaster keluarga pada 14-20 Juni sebanyak 10.967 orang positif dari 912 keluarga," ujar Dwi di Jakarta, Kamis (24/6/2021).
Dwi menyarankan warga mengurangi mobilitas, taati aturan bekerja dari kantor sebanyak 25% kapasitas dan sisanya bekerja dari rumah.
"Keluar rumah jika benar-benar penting. Tentu kita semua tidak ingin jika kasusnya semakin bertambah ke depannya," kata Dwi.
Dwi juga menyarankan agar warga tidak panik saat terdiagnosis positif antigen atau PCR.
Baca Juga:RSUD Bekasi Membludak, Pasien Tercecer di Halaman Rumah Sakit, Ada Tenda Darurat
Untuk warga yang mendapat hasil positif pada tes antigen, pastikan segera melakukan tes PCR di Puskesmas secara gratis atau laboratorium lainnya secara mandiri.
Adapun langkah saat dinyatakan positif pada tes Antigen/PCR sebagai berikut:
1. Lapor kepada RT, RW, Puskesmas setempat.
2. Sementara isolasi mandiri dahulu di rumah, tetap memakai masker yang baik di rumah, pisahkan diri dari anggota keluarga yang lain.
3. Pastikan kontak erat di lingkungan rumah atau tempat kerja segera melakukan tes PCR,
4. RT dan RW dan Puskesmas akan membantu monitoring harian kondisi pasien.