
Jika kondisi tersebut berlanjut hingga pekan keenam maka koloni karang akan mengalami kematian.
Safri mengatakan bahwa Unit Pelaksana Teknis Dinas Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat terus memantau kondisi terumbu karang di wilayah perairan Raja Ampat.
Guna meminimalkan risiko kerusakan terumbu karang, ia melanjutkan, Unit Pelaksana Teknis Dinas Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat mengajak warga dan pemerhati konservasi mendukung upaya untuk mencegah pencemaran air laut yang bisa menyebabkan kerusakan terumbu karang.
"Kami juga berharap kepada masyarakat agar tidak melakukan hal-hal seperti bom ikan dan membuang sampah ke laut. Sehingga terumbu karang dapat bertahan menghadapi situasi perubahan suhu yang terjadi saat ini," katanya.
Baca Juga:Berusia 81 Tahun, Hewan Ini Dapat Gelar Ikan Terumbu Tertua di Dunia
Meidiarti Kasmidi dari Conservation International Indonesia juga mengajak semua pihak mendukung upaya untuk menjaga ketahanan dan kesehatan terumbu karang di wilayah Raja Ampat.
"Kondisi ini sangat memprihatinkan. Kami akan mengedukasi masyarakat maupun sektor usaha pariwisata agar memperhatikan sampah dan pembuangan sedimentasi agar tidak sampai ke laut dan mengganggu kesehatan terumbu karang," katanya. (Antara)