"Satu minggu tutup warung. Pas kencang sekali corona. Sudah itu ada kebijakan, sudah bisa menjual tapi tidak boleh makan di warung," ujar Alwi sembari mengingat kembali warungnya yang berhenti beroperasi karena Covid-19.
Agar dapat berjualan secara COD, Alwi membutuhkan berbagai persiapan lebih dahulu. Mulai dari mangkuk dan sendok yang akan digunakan sebagai wadah hingga beberapa foto-foto bakso yang akan diunggah di jejaring media sosial untuk dapat menarik perhatian para pelanggan.
Untuk mangkuk dan sendok, sudah tentu berbeda dengan yang digunakan Alwi saat berjualan di warungnya.
Alwi memilih mangkuk dan sendok yang terbuat dari bahan plastik yang dilengkapi dengan penutup atau biasa disebut Paper Bowl.
Baca Juga:Cara Tim Medis Atasi Keletihan Terhadap Pandemi
Cara ini dianggap Alwi yang paling efektif untuk ditempuh saat pandemi Covid-19 masih mewabah. Agar bakso Satangnga yang dijual Alwi tidak tumpah di perjalanan.
"Mangkuknya saya beli di toko-toko ekspedisi di Jalan Cakalang Makassar. Paper bowl nama mangkuknya," jelas Alwi.
Sedangkan, untuk foto-foto bakso yang akan diunggah di media sosial. Alwi sudah tidak begitu ambil pusing. Sebab, Alwi sendiri merupakan almuni mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Apalagi, selama kuliah dahulu Alwi kerap mendapatkan berbagai materi tentang bagaimana cara-cara pengambilan gambar yang baik dan benar. Selain itu, Alwi juga kerap mengikuti sejumlah pelatihan fotografi.
Bahkan, terkadang juga Alwi mendapatkan pekerjaan tambahan apabila ada kenalan yang memintanya untuk menjadi fotografer di acara pernikahan.
Baca Juga:Belajar Online Makan Korban, Gadis SMA Tewas karena Stres Banyak Tugas
Oleh karena itu, foto-foto bakso yang diunggah Alwi di media sosial tidak kalah jauh dari hasil jepretan para fotografer profesional.
"Kalau foto kan saya yang ambil sendiri," ujar Alwi sambil menebarkan senyum.
Karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli mangkuk kertas, mau tidak mau Alwi menaikan harga baksonya. Untuk satu porsi bakso Satangnga yang diantar Alwi ke tempat pelanggannya, di jual dengan harga Rp15.000.
"Harga saya naikkan Rp5000. Kalau di warung dulu kan Rp 10.000, kalau COD Rp15.000," kata dia.
"Alasan saya naikkan Rp5000, karena tambahan biaya kemasan. Baksonya kan dikemas dengan rapi pakai paper bowl pula," tambah Alwi.
Meski harga per porsi bakso naik Rp5000, rupanya para pelanggan tidak pernah ada yang mengeluh atau pun komplain.