Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Kendari Bangun Kolam Retensi

Dengan hadirnya kolam retensi, ancaman banjir bisa diantisipasi hingga 70 persen di musim penghujan.

RR Ukirsari Manggalani
Kamis, 22 Oktober 2020 | 05:39 WIB
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Kendari Bangun Kolam Retensi
Kolam retensi Sungai Wanggu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kolam retensi yang dibangun Balai Wilayah Sungai IV Kendari ini diperkirakan dapat mereduksi banjir hingga mencapai 66 persen dari prediksi banjir seluas 2.500 hektare [ANTARA/Harianto].

SuaraSulsel.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai IV Kendari membangun kolam retensi. Tujuannya mengantisipasi potensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir ketika musim penghujan tiba, khususnya di kawasan bantaran Sungai Wanggu yang mengalir melintasi Kendari.

Dikutip dari kantor berita Antara, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan dengan dibangun kolam retensi atau waduk di kawasan bantaran Sungai Wanggu, kemampuan mereduksi banjir hingga mencapai 70 persen ketika musim penghujan.

"Kolam retensi yang dibangun progresnya mencapai 80 persen. Ini sebagai upaya mencegah terjadinya banjir, yang dibangun di Kota Kendari dalam dua bentuk, yakni hulu dan hilir," jelas Sulkarnain, di Kendari, Rabu (21/10/20200).

Ia memberikan apresiasi kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari atas progres pembangunan kolam retensi saat ini telah mencapai 80 persen. Ia juga berharap progres pengerjaannya segera rampung di akhir 2020.

Baca Juga:Banjir Rob Rendam Pemukiman dan Pelabuhan Kali Adem di Muara Angke

Selain membangun kolam retensi, Pemkot Kendari juga membangun talut, salah satunya di Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari, untuk mencegah atau mengantisipasi terjadinya tanah longsor jika musim penghujan.

"Alhamdulillah, berkat dana alokasi umum tambahan tahun ini, pembangunan talut bisa kita laksanakan. Ini penting karena bisa mencegah terjadinya tanah longsor. Terlebih jika kawasan Kampung Salo diguyur hujan," lanjut Sulkarnain.

Ia mengungkapkan, warga Kampung Salo khususnya yang berdomisili RT 003/RW 001 sangat rentan terkena tanah longsor, karena rata-rata permukiman masyarakat berada di tebing perbukitan, sehingga rawan terjadi longsor di musim penghujan tiba.

"Mereka (warga) pasti dilanda kecemasan saat hujan turun. Hal inilah yang kemudian mendorong kami pemerintah untuk membangun talut, berhubung DAU tambahan dari pemerintah pusat masih ada," ujarnya pula.

Sulkarnain berharap, dengan terbangun talut di kawasan itu, dapat mengurangi potensi tanah longsor serta bisa membuat nyaman warga yang bermukim di sekitar tebing di daerah itu.

Baca Juga:Bukan dari Bawah, Rumah di Video TikTok Ini Kebanjiran dari Lantai Atas

Selain di RT 003/RW 001, pembangunan talut juga dilaksanakan di RT 003/RW 002, RT 001, RW 003, dan RT 002/RW 004. Total anggaran pembangunannya sebesar Rp126 juta, dan dikerjakan masyarakat setempat yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Karya Sakti Kampung Salo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini