Standarisasi manajemen klinis dalam terapi kesembuhan pasien COVID-19 ini penting dilakukan. Agar para dokter di wilayah, yang jauh dari kota-kota besar bisa mengikuti prosedur medis yang distandarkan.
"Ada rujukan dalam perawatan pasien, baik yang bergejala ringan, sedang, atau berat. Ini demi peningkatan kesembuhan pasien,” tambah Erick.
Di bidang farmasi, KPCPEN mendorong kemampuan perusahaan farmasi dalam negeri dalam penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan esensial. Untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19.
Beberapa obat antiviral yang sangat diperlukan untuk menangani pasien COVID-19 memang masih impor, seperti remdesivir. Namun dua perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma tengah berupaya memproduksi obat antiviral lokal.
Baca Juga:PDSKJI: Kasus Gangguan Psikologis Akibat Pandemi Naik di Bulan Agustus
Saat ini Indofarma memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya diimpor. Sementara itu, Kimia Farma siap memproduksi favipiravir. Sekarang tengah memproses registrasi ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Berkaitan dengan penyegeraan vaksin Covid-19, pemerintah terus mempercepat ketersediaan vaksin lewat jalur bilateral dan multilateral.
Selain kerjasama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, serta penjajakan kerjasama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi lainnya, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.
“Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” tambah Erick .
Baca Juga:Tifatul: Koh Ahok Kan Komut Ya, Pertamina Rugi 11 T, Cari Solusinya