Muhammad Yunus
Sabtu, 22 November 2025 | 07:49 WIB
Ilustrasi TKP pembunuhan (Freepik/photoandgrapic)
Baca 10 detik
  • Seorang pelajar SMA berinisial MH (16) tewas tertembak senapan angin di tengah bentrokan antarkelompok di Makassar pada 21 November 2025.
  • Aparat menempatkan personel Brimob dan memperketat patroli untuk mencegah rangkaian kekerasan susulan yang telah memakan dua korban jiwa.
  • Wali Kota kecewa karena warga enggan menjadi saksi, sementara Pemkot berjanji membantu pembangunan kembali 13 rumah warga yang terbakar.

SuaraSulsel.id - Seorang pelajar SMA di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tewas tertembak senapan angin pada Jumat, 21 November 2025 dini hari.

Korban berinisial MH (16) itu ditemukan tergeletak dengan luka tembak di dada saat berada di lokasi bentrokan antarkelompok warga di Jalan Tinumbu Lorong 148, Kecamatan Tallo.

Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengatakan MH menjadi korban dalam rangkaian perang kelompok yang sejak beberapa bulan terakhir terus berulang di wilayah Tallo.

"Sementara kita selidiki dulu, ini terkait perang kelompok," katanya.

Ia menambahkan, MH diduga tertembak saat kelompok yang bertikai saling serang di lorong tersebut.

"Kena peluru di bagian dada," ujarnya.

Untuk mencegah bentrokan susulan, Syamsuardi menyebut pihaknya telah menempatkan personel Brimob di kawasan rawan.

Langkah itu diambil karena dalam sepekan terakhir, sudah ada dua korban jiwa akibat senapan angin di wilayah Tallo.

Baca Juga: Ratusan Aparat Sisir Dua Kampung Pelaku Bentrokan di Makassar

"Kami rencana menempatkan pasukan Brimob di titik-titik masuk lorong, di Layang dan Lembo. Kami upayakan penambahan pasukan," jelasnya.

Hanya empat hari sebelumnya, pada Senin (17/11) malam, seorang warga Sapiria bernama Nursyam alias Kipas (40) juga tewas setelah terkena tembakan senapan angin di bagian kepala.

Rangkaian kekerasan ini menambah panjang daftar korban akibat tawuran antarkelompok di Kecamatan Tallo, wilayah yang dalam beberapa bulan terakhir dikenal sebagai salah satu titik paling rawan konflik di bagian utara Kota Makassar.

Padahal, sehari sebelum peristiwa tewasnya MH, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menggelar pertemuan bersama warga dari tiga kelurahan.

Suangga, Bunga Eja Baru, dan Lembo untuk mencari jalan damai dan memutus tawuran yang terus berulang.

Pertemuan itu juga dihadiri aparat keamanan, tokoh masyarakat, serta perwakilan TNI dan Polri.
Namun kondisi di lapangan, menurut warga, jauh dari kata aman.

Load More