Muhammad Yunus
Senin, 27 Oktober 2025 | 14:13 WIB
Warga kota Makassar mengabadikan langit mendung penanda cuaca ekstrem akan terjadi pada Senin, 27 Oktober 2025 [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Peringatan ini berlaku mulai Selasa, 28 hingga 30 Oktober 2025
  • Masyarakat diminta tetap berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan
  • Hujan diprediksi berlangsung dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang

SuaraSulsel.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang berisiko menimbulkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan.

Peringatan ini berlaku mulai Selasa, 28 hingga 30 Oktober 2025.

Dalam keterangan resminya, BMKG menyebut beberapa daerah dengan status waspada, di antaranya Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu, Tana Toraja, Toraja Utara, Bone, Sinjai, Bantaeng, Bulukumba, serta Kota Palopo.

"Masyarakat diminta tetap berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di area dengan pepohonan tinggi," imbau BMKG dalam rilis resminya, Senin, 27 Oktober 2025.

Peringatan ini menyusul rilis sebelumnya yang menyatakan sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan telah memasuki musim hujan di bulan Oktober. Hujan diprediksi berlangsung dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang.

BMKG juga mencatat, fenomena atmosfer seperti monsun Asia dan gelombang Rossby menjadi pemicu meningkatnya curah hujan di wilayah selatan dan tengah Sulawesi Selatan.

Sebelumnya, sejak akhir September, BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk beberapa daerah, termasuk Luwu Timur, Luwu Utara, Toraja Utara, Gowa, Jeneponto, dan Takalar.

Wilayah lain yang juga berpotensi terdampak hujan deras dan angin kencang mencakup Kota Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Pinrang, Tana Toraja, Palopo, sebagian besar Bone dan Sinjai, hingga wilayah selatan seperti Bantaeng dan Bulukumba.

Dalam imbauannya, BMKG meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Tutup Katinting Race 20205: Budaya Maritim Harus Dilestarikan

"Waspadai potensi banjir, banjir bandang, pohon tumbang, hingga tanah longsor," tulis BMKG.

Masyarakat diminta aktif memantau informasi terbaru melalui aplikasi Info BMKG, SMS peringatan dini, media sosial resmi, maupun Call Center 196 agar bisa segera mengambil langkah antisipatif jika kondisi memburuk.

BMKG juga menyerukan agar koordinasi lintas instansi diperkuat, khususnya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Wilayah Sungai, dan kepolisian daerah untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.

Koordinasi dinilai penting dalam pengaturan arus lalu lintas di jalur rawan longsor, memantau debit air sungai, serta menyiagakan posko darurat di kawasan berisiko tinggi.

BMKG memperkirakan puncak musim hujan di Sulawesi Selatan akan terjadi antara November 2025 hingga Mei 2026, dengan potensi curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah pegunungan dan pesisir timur.

BMKG menegaskan kesiapsiagaan kolektif menjadi kunci untuk menekan risiko bencana. Koordinasi antara masyarakat, aparat, dan lembaga terkait diperlukan agar potensi korban jiwa maupun kerugian material dapat diminimalisir.

Load More