- Kapal ambulans hilang pada rute Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan
- Kapal ini rencananya akan menjadi sarana kesehatan bagi warga di pulau Dewakkang
- Meski disebut sebagai ambulans laut, kapal tersebut sejatinya tidak memenuhi standar kapal medis
SuaraSulsel.id - Kapal ambulans laut yang hilang di perairan Selat Makassar ternyata dibeli menggunakan alokasi dana desa atau ADD. Kapal itu sejatinya belum sempat diserahkan ke pemerintah desa, namun hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
Kapal ambulans dengan rute Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) itu berangkat pada Senin, 13 Oktober 2025.
Normalnya, perjalanan laut antara dua pulau itu hanya memakan waktu sekitar delapan jam. Namun hingga esok harinya, kapal tak kunjung tiba.
Setelah dilakukan pelacakan, kapal dinyatakan hilang kontak di perairan Selat Makassar.
Tiga orang di dalamnya, Muhammad Tahir (65), Najamuddin (55), dan Hasri (60) seluruhnya warga Pulau Tinggalungan. Mereka ikut hilang bersama kapal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Pangkep, Djadjan Andi Abbas membenarkan bahwa kapal tersebut dibeli menggunakan alokasi dana desa (ADD).
"Iya, menggunakan dana desa. (Harganya) sekitar Rp200 jutaan," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu, 22 Oktober 2025.
Kapal ini rencananya akan menjadi sarana kesehatan bagi warga di pulau Dewakkang. Namun niat baik itu berakhir tragis.
Tidak Sesuai Spesifikasi Medis
Baca Juga: Viral Ambulans Angkut Sepeda Motor, Begini Pengakuan Sopir
Meski disebut sebagai ambulans laut, kapal tersebut sejatinya tidak memenuhi standar kapal medis.
Menurut Djadjan, biaya pembuatan kapal dengan spesifikasi medis lengkap terlalu tinggi untuk ukuran desa.
"Kalau sesuai standar medis yang peralatannya lengkap, harganya mahal. Ini sifatnya kapal hanya untuk mengangkut pasien yang akan dirujuk ke pusat layanan kesehatan terdekat," jelasnya.
Sebagai perbandingan, harga ambulans laut produksi PT Ambulans Pintar Indonesia berkisar antara Rp800 juta hingga Rp1,7 miliar per unit. Tergantung ukuran dan kelengkapan alat medisnya.
Bahkan pada tahun 2018, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pernah membeli ambulans laut seharga Rp1,8 miliar per unit.
Dengan harga Rp200 juta, kapal yang tenggelam itu kemungkinan besar hanya berupa kapal kayu bermesin sederhana tanpa fasilitas medis memadai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Harga Emas Bikin Pusing Calon Pengantin? Ini 4 Alternatif Cincin Nikah Kekinian
-
Terungkap! Mobil Dinas Wali Kota dan Bupati di Sulsel Nunggak Pajak
-
Fakta Baru Kapal Ambulans Hilang di Laut: Dibeli Pakai Dana Desa
-
Viral Ambulans Angkut Sepeda Motor, Begini Pengakuan Sopir
-
Fatmawati Rusdi: Pemerintah yang Kuat Adalah yang Mau Belajar