Muhammad Yunus
Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:16 WIB
Ilustrasi: Jeep Rubicon yang laku dilelang saat Harkodia 2024 [Suara.com/Dea]
Baca 10 detik
  • Dia membeli Rubicon itu setelah menjual mobil lamanya Pajero
  • Publik pun ramai mempertanyakan gaya hidup mewah anggota kepolisian
  • Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan apakah ada pelanggaran disiplin maupun kode etik

SuaraSulsel.id - Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polrestabes Makassar akhirnya menuntaskan pemeriksaan terhadap AKP Ramli, pejabat di Polrestabes Makassar yang sempat viral.

Karena mobil mewah jenis Jeep Rubicon miliknya kedapatan menggunakan pelat nomor palsu.

Kasi Propam Polrestabes Makassar, Kompol Ramli membenarkan bahwa klarifikasi sudah dilakukan.

Dari hasil pemeriksaan internal, AKP Ramli yang menjabat sebagai Kepala Seksi Hukum (Kasikum) Sipropam Polrestabes Makassar mengakui bahwa mobil Rubicon tersebut dibeli setelah menjual kendaraan lamanya.

"Dia membeli Rubicon itu setelah menjual mobil lamanya, Pajero. Uang hasil penjualannya kemudian ditambah dengan bantuan dari orang tuanya," ujar Kompol Ramli, Selasa, 14 Oktober 2025.

Kasus ini sempat menuai perhatian publik setelah video Jeep Rubicon berwarna oranye itu beredar di media sosial.

Mobil yang terparkir di halaman Mapolrestabes Makassar tampak menggunakan pelat nomor palsu.

Publik pun ramai mempertanyakan gaya hidup mewah anggota kepolisian di tengah sorotan terhadap etika dan integritas aparat.

Kompol Ramli menegaskan, peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi seluruh anggota Polri untuk menjaga integritas dan profesionalisme, sebagaimana amanat dalam peraturan internal kepolisian.

Baca Juga: Oknum Polisi Diduga Picu Tawuran! Warga Bakar Motor, Trans Sulawesi Lumpuh

"Selain pimpinan yang rutin mengingatkan agar seluruh personel tidak pamer harta, kami di Propam juga mengacu pada Peraturan Kepolisian Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi Polri," jelasnya.

Dalam peraturan tersebut, anggota Polri secara tegas dilarang bergaya hidup mewah atau memamerkan kekayaan yang berlebihan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi Polri.

"Semua anggota wajib mematuhi aturan itu," tegas Ramli.

Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabid Propam) Polda Sulsel, Kombes Pol Zulham Efendy juga mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memeriksa AKP Ramli.

Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan apakah ada pelanggaran disiplin maupun kode etik dalam kepemilikan dan penggunaan mobil tersebut.

"Sudah diperiksa anggotanya,"ujar Zulham singkat.

Ia menambahkan, setiap anggota Polri yang diduga melakukan pelanggaran akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

"Kode etik atau disiplin," katanya tanpa merinci lebih jauh bentuk sanksi yang dimaksud.

Spesifikasi Jeep Rubicon

Mobil yang dimiliki AKP Ramli bukan sembarang kendaraan. Jeep Rubicon tipe Wrangler dikenal sebagai salah satu mobil off-road terbaik di dunia.

Struktur bodinya yang kokoh dan rangka fender aluminiumnya membuat mobil ini tangguh di medan ekstrem.

Rubicon juga dibekali mesin 2.0 liter Turbo 1-4 dengan teknologi Engine Stop/Start (ESS) yang dipadukan dengan transmisi otomatis delapan percepatan.

Tenaga yang dihasilkan mencapai 270 horsepower dengan torsi 400 Nm.

Dari sisi kenyamanan, kabin mobil ini tetap menawarkan kemewahan dengan fitur modern meski diperuntukkan untuk medan berat.

Salah satu keunikan Rubicon adalah interiornya yang bisa dicuci, berkat wash-out interior dengan karpet yang bisa dilepas dan sistem drain plug tahan air.

Dengan fitur tangguh itu, wajar jika harga mobil Rubicon tidak murah. Di pasar Indonesia, harga barunya dibanderol mulai dari Rp1,7 miliar, sementara unit bekasnya saja masih berkisar di angka Rp700 juta hingga Rp1 miliar, tergantung tahun dan kondisi.

Rubicon sendiri merupakan varian tertinggi dari seri Jeep Wrangler, di atas model Sahara dan Sport.

Nama Rubicon diambil dari nama sungai kecil di zaman Romawi yang menandai batas wilayah kekuasaan Julius Caesar di Italia, melambangkan keputusan besar yang tak bisa ditarik kembali.

Sayangnya, kasus ini kembali menyoroti gaya hidup mewah di tubuh kepolisian. Isu yang kerap muncul setiap kali ada aparat tampil dengan barang-barang berharga fantastis.

Sejak mencuatnya kasus pejabat publik dengan harta tidak wajar beberapa tahun terakhir, Polri memang gencar menertibkan etika hidup sederhana di kalangan personelnya.

Melalui berbagai instruksi, Kapolri menekankan pentingnya anggota Polri menjaga citra dan menjauhi perilaku pamer kekayaan.

Tujuannya bukan semata untuk menekan kesenjangan sosial, tetapi juga membangun kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum tersebut.

Propam pun diharapkan lebih proaktif dalam melakukan pengawasan, terutama terhadap perilaku anggota di ruang publik dan media sosial.

Kasus AKP Ramli mungkin tidak sebesar kasus-kasus serupa sebelumnya. Namun publik menilai setiap insiden semacam ini bisa memengaruhi persepsi masyarakat terhadap institusi Polri secara keseluruhan.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More