- Dosen Unhas: Kampus Harus Jadi “Kampus Berdampak”, Bukan Sekadar Merdeka Belajar
- Rektor Baru Unhas Ditantang Wujudkan Kemandirian Finansial Tanpa Naikkan UKT
- Zona Agrokompleks Unhas Beri Masukan Tajam untuk Calon Rektor
SuaraSulsel.id - Senat Akademik Universitas Hasanuddin (Unhas) melanjutkan rangkaian Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Periode 2026–2030.
Sebelumnya digelar di Zona A, kali ini kegiatan berlangsung di Zona B atau rumpun Agrokompleks yang mencakup Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Pertanian, serta Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan yang dipusatkan di Aula Fakultas Kehutanan, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, pada Selasa (7/10), dimulai pukul 09.00 Wita dan dipandu oleh Prof. Aminuddin Syam.
Dalam forum ini, para bakal calon rektor memaparkan kertas kerja berisi gagasan strategis, arah kebijakan, serta rencana program kerja yang diselaraskan dengan Rencana Pengembangan (RP) Unhas 2030.
Paparan tersebut menjadi bahan diskusi terbuka bersama sivitas akademika. Para dosen dan pimpinan fakultas aktif memberikan masukan, saran, dan kritik konstruktif, sehingga suasana forum berlangsung dinamis dan produktif.
Salah satu peserta, Prof. Makarennu, menekankan perlunya pergeseran paradigma dari Merdeka Belajar menuju “Kampus Berdampak”.
Ia menilai, semangat pembelajaran merdeka yang sudah lama diterapkan Unhas perlu dikembangkan ke arah yang lebih transformatif agar hasil pendidikan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat.
“Unhas sudah lebih dulu menerapkan semangat pembelajaran merdeka melalui Mata Kuliah Penguatan Kompetensi (MKPK). Program ini berdampak besar bagi mahasiswa dan perlu dilanjutkan dalam bingkai kampus yang berdampak luas,” ujar Prof. Makarennu.
Dari Fakultas Pertanian, Prof. Rusnadi Padjung menyoroti isu kemandirian finansial seiring status Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Baca Juga: Dari UKT hingga Riset, Ini Aspirasi Sivitas Akademika untuk Calon Rektor Unhas
Ia menegaskan, strategi peningkatan pendapatan non-APBN harus dijalankan dengan bijak tanpa menambah beban mahasiswa atau masyarakat sekitar kampus.
“Ada tiga prinsip penting yang perlu dijaga: tidak menaikkan UKT, tidak mengambil alih aktivitas ekonomi masyarakat, dan tidak mengurangi kenyamanan sivitas akademika,” jelasnya.
“Kemandirian finansial harus tetap berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.”
Sementara itu, Prof. Baharuddin Mappangaja dari Fakultas Kehutanan mengingatkan pentingnya dukungan terhadap riset-riset terapan.
Ia mencontohkan hasil inovasi Unhas yang berhasil mempersingkat masa panen padi dari enam bulan menjadi tiga bulan—bukti nyata kontribusi kampus terhadap ketahanan pangan nasional.
“Kepemimpinan rektor mendatang diharapkan terus mendorong riset yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Gunung Lokon Siaga! Potensi Gas Beracun dan Erupsi Freatik Mengintai
-
Gubernur Sulsel Apresiasi Langkah Cepat Bantu Rangga, Bocah Pejuang Pendidikan
-
Anggota DPRD Wakatobi Tersangka Pembunuhan Anak Dilimpahkan ke Kejaksaan
-
Tragis! Wanita di Konawe Utara Tewas Diterkam Buaya Saat Membersihkan Diri di Sungai
-
Appi ke Direksi BUMD: Jangan Khianati Uang Rakyat Makassar