- Aksi bejat itu disebut terjadi berulang kali sepanjang Februari hingga Juli 2025
- Pelaku tercatat sebagai tenaga pengajar berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
- Sekolah sempat membantah dan tidak percaya laporan tersebut
SuaraSulsel.id - Kasus dugaan pelecehan seksual kembali mencoreng dunia pendidikan di Kota Makassar.
Seorang guru berinisial IPT (32), yang juga wali kelas di SD Inpres Mangga Tiga, Kecamatan Biringkanaya, dilaporkan ke polisi. Karena diduga melakukan kekerasan seksual terhadap sejumlah siswinya.
Ironisnya, aksi bejat itu disebut terjadi berulang kali sepanjang Februari hingga Juli 2025.
IPT sendiri tercatat sebagai tenaga pengajar berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Salah satu korban, siswi berusia 12 tahun, mengaku mendapat perlakuan tersebut saat masih duduk di bangku kelas 5.
Kuasa hukum korban, Muhammad Ali mengungkapkan awalnya dugaan pelecehan sebatas perabaan dan pesan mesum.
Namun, pengakuan korban di hadapan penyidik justru membuka fakta mengejutkan. Sang guru diduga sudah menyetubuhi muridnya berkali-kali.
"Kami syok betul dengar pengakuannya. Ternyata bukan sekali, tapi berulang kali," kata Ali, Rabu, 1 Oktober 2025.
Ali menyebut, modus terduga pelaku dilakukan dengan memberikan less private kepada anak didiknya.
Baca Juga: Pemkot Makassar Damaikan Dua Kelompok yang Sering Tawuran
Pelaku bahkan menyewa sebuah rumah di dekat sekolah demi menjalankan aksinya.
Les private itu mulai dilaksanakan sejak Januari hingga Juli 2025.
Sebulan setelah les itu dimulai, pelaku pun melakukan aksi bejatnya dengan cara membujuk dan mengancam korban untuk mau melakukan hubungan badan.
"Kejadian (pelecehan seksual) terjadi Februari sampai Juli," sebutnya.
Ali bilang, persetubuhan terjadi tak hanya sekali. Dalam sebulan, IPT diduga memaksa korban untuk melakukan hubungan badan berkali-kali.
Terduga pelaku, kata Ali, mengancam akan menghancurkan masa depan korban jika melapor ke orang tuanya.
"Sekitar tiga sampai tujuh kali dalam sebulan. Korban diancam untuk berhubungan badan dan ancaman akan dihancurkan masa depannya karena pelaku ini wali kelasnya sendiri," sebutnya.
Hampir setahun dihantui rasa ketakutan, korban pun berani menceritakan kejadian ini kepada tetangganya.
"Tetangga ini yang bilang ke ibu korban," ucapnya.
Ali menjelaskan, ibu korban sempat datang ke sekolah untuk meminta penjelasan. Namun pihak sekolah membantah dan tidak percaya.
Karenanya, orang tua korban meminta pihak sekolah untuk melakukan pemeriksaan terhadap guru tersebut.
Hingga akhirnya dilakukan pertemuan yang dihadiri oleh pihak kepolisian dan sejumlah pihak terkait lainnya pada 28 September 2025.
Dari hasil pertemuan yang dihadiri Ketua RT, Kepala sekolah, guru, Bhabinkamtibmas, Binmas, ketua komite itu akhirnya pelaku mengakui perbuatannya.
Sayangnya, pertemuan itu berakhir damai dan kasus ini tidak dibawa ke ranah hukum. Hal itu, kata Ali, dilakukan karena saat itu orang tua korban belum tahu jika anaknya pernah disetubuhi pelaku.
Namun, Ali tetap membujuk orang tua korban untuk membuat laporan di UPTD PPA Kota Makassar, Dinas Pendidikan hingga ke pihak kepolisian. Hal itu agar pelaku bisa mendapatkan balasan yang setimpal.
"Di Polrestabes itu akhirnya terungkap semua apa yang terjadi. Korban disetubuhi dan sudah visum," aku Ali.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar, Ita Isdiana Anwar mengatakan pihaknya sudah menerima aduan tersebut pada tanggal 30 September 2025.
Ita bilang belum tahu pasti kronologi kasus tersebut karena belum melakukan asesmen kepada korban. Namun dia memastikan akan menangani kasus dugaan pelecehan seksual ini dengan tegas dan transparan.
"UPTD PPA memandang kasus ini sebagai perkara serius yang menyangkut perlindungan anak sehingga akan ditangani sesuai dengan mandat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta peraturan terkait lainnya," jelasnya.
Selanjutnya, UPTD PPA Kota Makassar akan melakukan langkah-langkah pendampingan awal kepada korban dan keluarga, termasuk dukungan psikososial dan layanan konseling.
Selain itu, Pemkot akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan lembaga terkait untuk memastikan proses hukum berjalan dengan baik dan berpihak pada kepentingan terbaik anak.
Saat ini, Pemkot tengah melakukan pemetaan terhadap kasus dugaan yang dilakukan oleh IPT. Pasalnya, informasi yang ia terima, korban diduga tak hanya satu orang.
"(Kami akan melakukan) pemetaan lebih lanjut karena terdapat indikasi bahwa korban tidak hanya satu orang sehingga asesmen lanjutan akan dilakukan untuk memastikan semua anak yang terdampak mendapat perlindungan," ucap Ita.
Selain itu, Ita mengaku pihaknya akan melakukan koordinasi lintas sektor untuk peningkatan pengawasan dan sosialisasi di lingkungan sekolah untuk mencegah kasus serupa terjadi kembali.
Sementara, Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin yang dikonfirmasi mengatakan kasus ini sedang dalam proses lidik di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Makassar.
"Laporannya sudah ada baru masuk kemarin. Sedang ditangani PPA," ucapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
Terkini
-
Wali Kota Makassar Ingin Buat Festival Muara, Apa Itu?
-
Aturan Pemilihan Rektor Unhas : Boleh Ajak Makan-makan Senator, Tapi..
-
Siswi SD di Makassar Mengaku Diperkosa Guru Berulang Kali
-
Gubernur Sulsel Serukan Semangat Persatuan dan Kedaulatan Bangsa di Hari Kesaktian Pancasila
-
24 Atlet KORPRI Sulsel Siap Berlaga di PORNAS XVII Palembang