- Mengambil hak orang lain justru jauh lebih haram dibanding sekadar mengonsumsi babi atau alkohol
- Nilai transaksi produk halal dunia saat ini mencapai Rp21 ribu triliun
- Kontribusi Indonesia baru sekitar Rp6 ribu triliun atau 3,4 persen saja
"Pak Prabowo itu jenius, bukan hanya cerdas. Sertifikasi halal untuk UMKM dibuat gratis. Keren kan itu namanya. Presiden meminta (kalau UMKM) jangan dibebanin dong. Gratis. Lebih keren lagi," sebutnya.
BPJPH diberi waktu dua tahun untuk menyiapkan kewajiban sertifikasi halal secara menyeluruh.
Mulai 18 Oktober 2026, seluruh produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal. Bukan hanya makanan dan minuman, tetapi juga kosmetik, tekstil, barang gunaan, hingga produk impor.
"Kalau belum halal setelah Oktober 2026, ada sanksinya. Mulai dari peringatan hingga pencabutan izin usaha. Penindakan dilakukan oleh kepolisian karena ini pelanggaran undang-undang," jelas Haikal.
Target 7,5 Juta Produk Setahun
Untuk mengejar target, BPJPH menyiapkan langkah konkret. Haikal mengaku sudah meminta dukungan lintas kementerian.
Kepada Kementerian Pertanian, ia meminta 529 Rumah Potong Hewan (RPH) di Indonesia diarahkan menjadi RPH halal.
Kepada Kementerian Desa, ia mendorong agar desa wisata mendapat sertifikasi halal.
"Kalau tidak dibantu gubernur, target ini nggak akan tercapai. Jadi kami butuh dukungan semua pihak," katanya.
Baca Juga: Link Pendaftaran Sertifikasi Halal Gratis Bagi UMKM Pemprov Sulsel
BPJPH menargetkan 7,5 juta produk tersertifikasi halal setiap tahun. Saat ini, sudah lebih dari 9,3 juta produk yang memperoleh sertifikat halal.
Ia menyebut Sulawesi Selatan termasuk daerah dengan progres cukup baik dalam mendukung sertifikasi halal.
"Posisi kita di dunia masih 3,4 persen. Memang kecil, tapi bukan berarti produk kita tidak halal. Masalahnya hanya ketertiban administrasi dan sertifikasi yang harus diperbaiki," ujarnya.
Haikal juga mengingatkan bahwa produk halal terbesar di dunia saat ini justru dikuasai China. Sementara Indonesia masih berada di peringkat delapan.
"Bayangin, negara dengan muslim terbanyak malah kalah sama China. Itu karena kita nggak tertib. Kalau tertib, Indonesia pasti bisa jadi pemain utama," katanya.
Ia optimistis, dengan regulasi baru dan dukungan penuh dari pemerintah, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Respons Warga Makassar soal Registrasi Kartu SIM Wajib Verifikasi Wajah di 2026
-
Rahasia Peradaban 8.000 Tahun di Sulawesi Tengah, Fadli Zon Serukan Pelestarian
-
Anak Buah Tito Karnavian dan Lima Orang Ini Dicegah ke Luar Negeri
-
15 Jasad Korban Panti Werdha Hangus Tak Bisa Dikenali
-
Wali Kota Makassar Akan Bongkar Bangunan dan Parkir Liar