- Lubang bekas sarang burung walet ditutupi terpal biru oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
- Bangunan bekas sarang walet bisa lolos verifikasi untuk dijadikan dapur MBG
- Dapur ini ditargetkan menyiapkan makanan bergizi bagi ribuan siswa
"Kita akan evaluasi lagi supaya tidak ada kejadian seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dapur MBG Suli, Ade Reza Syahputra Aris membantah anggapan bahwa bangunan tersebut masih berfungsi sebagai sarang burung walet. Ia menyebut, rencana menjadikan bangunan itu sebagai rumah walet sudah dibatalkan pemilik sejak lama.
"Tidak benar ada aktivitas walet di situ. Menurut pemilik, malah rencananya mau dijadikan penginapan, bukan sarang walet. Bahkan di dalamnya sudah dibuat kamar-kamar," kata Reza.
Ia menjelaskan bangunan tersebut kini telah diubah total menjadi dapur MBG. Lubang-lubang walet ditutup rapat, baik di bagian depan maupun samping.
"Di depan sudah ditutup baliho, sampingnya pakai kalsiboard. Jadi jelas kalau ini dapur SPPG," ujarnya.
Pengalaman kasus keracunan massal akibat makanan sekolah di beberapa daerah menjadi pengingat bahwa kualitas dapur dan proses produksi makanan tidak boleh diabaikan.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) telah mencatat 6.452 anak menjadi korban keracunan MBG hingga 21 September 2025.
Maraknya kasus keracunan MBG juga langsung ditanggapi serius Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo menegaskan segera mengambil langkah cepat terkait maraknya kasus keracunan akibat program MBG tersebut.
Baca Juga: 100 Ribu Guru di Sulsel Bakal Nikmati Makan Bergizi Gratis
Pernyataan itu disampaikan Presiden, Sabtu, 27 September 2025, setibanya di Tanah Air usai melakukan kunjungan kerja ke luar negeri selama sepekan.
Prabowo mengatakan, masalah ini menjadi perhatian serius pemerintah. Kepala Negara akan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana guna membahas permasalahan pelaksanaan MBG.
Prabowo menilai, kasus keracunan MBG bukanlah persoalan kecil. Melainkan masalah besar yang menyangkut hajat hidup masyarakat luas.
Prabowo mengakui ada kekurangan dalam pelaksanaan di lapangan, tetapi pemerintah memastikan mampu menyelesaikannya.
"Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal, tapi saya juga yakin kita akan selesaikan dengan baik, kita harus waspada jangan sampai ini di politisasi," tegasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Rahasia Peradaban 8.000 Tahun di Sulawesi Tengah, Fadli Zon Serukan Pelestarian
-
Anak Buah Tito Karnavian dan Lima Orang Ini Dicegah ke Luar Negeri
-
15 Jasad Korban Panti Werdha Hangus Tak Bisa Dikenali
-
Wali Kota Makassar Akan Bongkar Bangunan dan Parkir Liar
-
Gubernur Sulsel Resmikan Jalan Andalas, Jalan Bali dan Jalan Langsat Kabupaten Bone