Muhammad Yunus
Rabu, 24 September 2025 | 13:23 WIB
Perang kelompok antar lorong di Kecamatan Tallo, kota Makassar kembali pecah dan menelan korban [Suara.com/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Siang terlihat damai, namun subuh hingga dini hari kembali ricuh
  • Mereka turun ke jalan membawa busur, senapan angin, hingga petasan berdaya ledak tinggi
  • Camat Tallo, Ramli Lallo, menyebut konflik ini sudah berlangsung sejak 1989

Ia bilang masyarakat sekitar juga tidak membeberkan penyebab perang ini.

"Kami enggan menyimpulkan, masih terus melakukan pendalaman sekaligus melakukan upaya damai antar kelompok," dalihnya.

Kapolrestabes Makassar, AKBP Arya Perdana, menilai bentrokan ini sebenarnya tidak sepenuhnya spontan. Ia menduga ada pihak tertentu yang mengorganisir, bahkan membiayai aksi tersebut.

Polisi menemukan petasan berdaya ledak tinggi di lokasi kejadian. Petasan itu berkisar Rp1 juta per buah.

"Dalam semalam bisa ditembakkan sampai 20 kali. Itu berarti Rp20 juta. Senapan angin juga, dari mana asalnya? Kami masih mendalami," kata Arya.

Arya menambahkan, situasi diperparah oleh warga yang justru menonton di lokasi tawuran. Bahkan melibatkan anak-anak di bawah umur.

"Kalau masyarakat menonton, itu sama saja memberi dukungan. Tawuran jadi seperti tontonan," keluhnya.

Meski demikian, ia memastikan polisi kini memetakan provokator dan menyiagakan puluhan personel di titik rawan.

"Insyaallah kami akan bertindak tegas. Jangan sampai anak-anak diperalat," tegasnya.

Baca Juga: Heboh Kasus Pemukulan, Victor Luiz dan Warga Sepakat Damai: Saling Senyum, Saling Maaf

Dua kelompok dari Kelurahan Layang dan Kelurahan Bunga Eja Beru, Sabtu (7/9/2025), saling serang menggunakan busur (Panah) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Jadi Tontonan Warga Sekitar

Bagi warga sekitar, perang kelompok ini sudah menjadi bagian keseharian. Dani (42), salah seorang warga, menyebut peristiwa semacam ini hampir rutin terjadi setiap tahun.

"Sudah hampir tiap tahun pasti perang," sebutnya.

Menurut Dani, bentrokan berhenti hanya ketika ada korban meninggal. Jika tidak, maka aksi saling panah bisa terjadi berminggu-minggu lamanya.

"Waktu tahun 2023 baru reda saat ada yang meninggal, tapi sekarang muncul lagi. Mereka sepertinya sudah ada kode, kalau polisi pergi sedikit saja langsung bergerak," ungkapnya.

Ia menyebut, yang terlibat bukan hanya pemuda. Mulai dari pelajar sampai orang tua pun ikut.

Load More