Muhammad Yunus
Minggu, 31 Agustus 2025 | 22:01 WIB
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Rusdi Hartono menegaskan aparat keamanan akan dikerahkan secara maksimal di Kota Makassar [Suara.com/Lorensia Clara]

"Karena kedamaian ini kita wujudkan bersama-sama. Tidak bisa satu pihak, tapi kebersamaan inilah menjadi kesepakatan kita," katanya.

Evaluasi Aksi 29 Agustus

Pernyataan Kapolda tersebut sekaligus merespons kerusuhan yang pecah pada Jumat 29 Agustus 2025 lalu di Makassar.

Aksi massa yang sehari sebelumnya berjalan damai, berujung ricuh setelah kabar meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang terlindas mobil taktis polisi saat demonstrasi di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025 malam.

Kemarahan publik meluas ke sejumlah daerah, termasuk Makassar. Situasi kemudian tak terkendali.

Saat ini ada empat orang yang tercatat meninggal dunia, tujuh lainnya terluka, serta 70 unit kendaraan hangus terbakar.

Rusdi mengatakan pihaknya masih bekerja untuk mengidentifikasi pelaku pembakaran di berbagai titik. Ia membantah anggapan bahwa aparat tidak hadir di lokasi kejadian.

"Semua ada, kami ada. Kami di-backup oleh Pangdam," katanya singkat.

Meski begitu, Rusdi enggan merinci detail penanganan yang dilakukan pada hari kejadian.

Baca Juga: Ketua FKUB Sulsel: Jaga Kondusivitas dan Kerukunan

"Anda lihat saja nanti hasil dari kami kerja. Anda lihat saja," tegasnya.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menginisiasi penandatanganan maklumat aksi damai yang melibatkan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Minggu 31 Agustus 2025 [Suara.com/Lorensia Clara]

Deklarasi Damai dari Makassar

Diketahui, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menginisiasi penandatanganan maklumat aksi damai yang melibatkan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Selain TNI dan Polri, deklarasi tersebut juga dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan organisasi kepemudaan (OKP), organisasi masyarakat (ormas), aktivis mahasiswa, hingga pihak kampus.

Kesepakatan itu, kata gubernur, menjadi landasan moral bersama agar peristiwa berdarah tidak kembali terulang.

"Ini sebagai langkah agar Sulawesi Selatan tidak lagi ada kejadian yang kemudian tidak kita inginkan, sampai harus ada korban jiwa dan sebagainya," ujar Andi Sudirman.

Load More