Menbud Fadli Zon menegaskan pentingnya Maros sebagai sebagai salah satu situs peradaban tertua di dunia dan simbol kekayaan megadiversity Indonesia.
Gau' Maraja, yang dalam bahasa Bugis-Makassar berarti "perhelatan besar", tahun ini diselenggarakan sebagai festival akbar yang memadukan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.
Menbud Fadli menekankan bahwa Kabupaten Maros bukan hanya kaya akan tradisi lokal, tetapi juga menyimpan jejak peradaban manusia tertua di dunia.
“Usia Kabupaten Maros memang baru 66 tahun, tetapi jejak peradabannya lebih dari 50 ribu tahun,” katanya.
Baca Juga: Turis Polandia Ngamuk di Maros Gara-gara Dibilang 'Crazy'? Ini Kronologi Lengkapnya!
Ia merujuk pada temuan-temuan ilmiah di kawasan gua prasejarah di Maros-Pangkep, termasuk Leang Karampuang, yang telah ia kunjungi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, lukisan purba tertua di dunia berusia 51.200 tahun, ditemukan di Leang Karampuang.
Hal ini membuktikan bahwa warisan budaya tertua bukan berasal dari negara atau benua lain, melainkan dari Indonesia.
Menbud Fadli menyampaikan, kekayaan arkeologis dan budaya Maros merupakan bukti nyata bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua dan terkaya di dunia.
Ia menyebut keberagaman budaya Indonesia sebagai bagian dari megadiversity yang harus terus dipromosikan, mulai dari seni tari, musik, teater, hingga senjata tradisional, seperti bilah, badik, dan keris.
Baca Juga: Instagram 7 Kepala Daerah di Sulsel: Siapa Paling Banyak Pengikut ?
Lebih lanjut, Menbud juga menyoroti pentingnya posisi kebudayaan sebagai pilar pembangunan nasional.
Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan kebudayaan sebagai fondasi penting dalam Astacita ke-8.
Dengan potensi budaya dan alam luar biasa yang dimiliki Maros, Menbud Fadli menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat kebudayaan dunia.
Festival Gau’ Maraja pun dianggap sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan warisan budaya dan situs arkeologis Indonesia kepada dunia.
“Kebudayaan menyangkut jati diri dan identitas bangsa. Di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi, kita harus mengokohkan kebudayaan nasional kita,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Masih Lancar!
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
Terkini
-
Dari Desa untuk Desa, AgenBRILink Ini Bantu Petani Lewat 3 Cabang
-
Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi Program Revitalisasi Kampus UNM Rp87 Miliar
-
Lukisan Purba di Goa Leang-leang Maros Masuk Buku Sejarah Indonesia
-
Polisi Tahan 2 Dosen Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, Dugaan Pelecehan Seksual
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB