Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 04 Juli 2025 | 20:13 WIB
Ilustrasi tulisan purba yang ada di goa Leang-Leang, Kabupaten Maros yang menuju World Heritage dimasukkan dalam penulisan ulang sejarah [Suara.com/ANTARA]

Menbud Fadli Zon menegaskan pentingnya Maros sebagai sebagai salah satu situs peradaban tertua di dunia dan simbol kekayaan megadiversity Indonesia.

Gau' Maraja, yang dalam bahasa Bugis-Makassar berarti "perhelatan besar", tahun ini diselenggarakan sebagai festival akbar yang memadukan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.

Menbud Fadli menekankan bahwa Kabupaten Maros bukan hanya kaya akan tradisi lokal, tetapi juga menyimpan jejak peradaban manusia tertua di dunia.

“Usia Kabupaten Maros memang baru 66 tahun, tetapi jejak peradabannya lebih dari 50 ribu tahun,” katanya.

Baca Juga: Turis Polandia Ngamuk di Maros Gara-gara Dibilang 'Crazy'? Ini Kronologi Lengkapnya!

Ia merujuk pada temuan-temuan ilmiah di kawasan gua prasejarah di Maros-Pangkep, termasuk Leang Karampuang, yang telah ia kunjungi beberapa waktu lalu.

Menurut dia, lukisan purba tertua di dunia berusia 51.200 tahun, ditemukan di Leang Karampuang.

Hal ini membuktikan bahwa warisan budaya tertua bukan berasal dari negara atau benua lain, melainkan dari Indonesia.

Menbud Fadli menyampaikan, kekayaan arkeologis dan budaya Maros merupakan bukti nyata bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua dan terkaya di dunia.

Ia menyebut keberagaman budaya Indonesia sebagai bagian dari megadiversity yang harus terus dipromosikan, mulai dari seni tari, musik, teater, hingga senjata tradisional, seperti bilah, badik, dan keris.

Baca Juga: Instagram 7 Kepala Daerah di Sulsel: Siapa Paling Banyak Pengikut ?

Lebih lanjut, Menbud juga menyoroti pentingnya posisi kebudayaan sebagai pilar pembangunan nasional.

Ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan kebudayaan sebagai fondasi penting dalam Astacita ke-8.

Dengan potensi budaya dan alam luar biasa yang dimiliki Maros, Menbud Fadli menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat kebudayaan dunia.

Festival Gau’ Maraja pun dianggap sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan warisan budaya dan situs arkeologis Indonesia kepada dunia.

“Kebudayaan menyangkut jati diri dan identitas bangsa. Di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi, kita harus mengokohkan kebudayaan nasional kita,” katanya.

Load More