Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 18 Mei 2025 | 17:57 WIB
Bupati Sidrap, Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif, Ada 106 desa dan kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan yang dipilih untuk pembentukan koperasi merah putih [Suara.com/ANTARA/HO-Dokumentasi Humas Pemkab Sidrap]

SuaraSulsel.id - Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif mengatakan sebanyak 106 unit Koperasi Merah Putih yang merupakan salah satu program strategis nasional Presiden Prabowo Subianto.

Segera beroperasi pada sejumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan.

"Untuk legalitasnya sudah dituntaskan. Kita sekarang sedang menyusun pengurusnya di 106 desa maupun kelurahan. Target dirampungkan pekan ini," kata Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif di Makassar, Minggu 18 Mei 2025.

Menurutnya, proses pembentukan Koperasi Merah Putih sudah memasuki tahap penyusunan pengurus di wilayah masing-masing.

Baca Juga: NasDem Sulsel Bantah Rusdi Masse Akan Pindah Partai ke PSI

Ada 106 desa dan kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan yang dipilih.

Kehadiran koperasi tersebut sebagai bagian dari program pemerintah pusat dalam hal pemberdayaan ekonomi berbasis lokal di desa maupun kelurahan yang ada di Sidrap.

"Saat ini tinggal merampungkan struktur organisasi tingkat desa dan kelurahan. Tahapan selanjutnya, finalisasi melalui notaris sebelum koperasinya beroperasi," katanya.

Mengenai model pembiayaan, pria disapa akrab Sahar ini menyebutkan total kebutuhan modal untuk Koperasi Merah Putih diperkirakan mencapai Rp300-320 miliar.

Setiap unit Koperasi Merah Putih nantinya dialokasikan sekitar Rp3 miliar.

Baca Juga: Nayla, Gadis di Balik Tembok Elite Makassar: Mimpi Jadi Guru Diganjar Beasiswa Presiden Prabowo

"Kalau soal pendanaan, nanti itu bisa melalui bank atau ada mekanisme lainnya. Tapi, tergantung kebutuhan maupun kesiapan masing-masing koperasinya," papar Wakil Ketua DPRD periode 2019-2024 ini.

Pembentukan Koperasi Merah Putih ini, kata sahar, diharapkan menjadi langkah strategis dalam menggerakkan ekonomi rakyat di tingkat paling bawah secara kolektif.

Berbasis komunitas yang kuat, Koperasi Merah Putih diproyeksikan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Sidrap.

Koperasi Merah Putih merupakan program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa.

Melalui koperasi yang berbasis pada prinsip gotong royong dan kekeluargaan.

Presiden Prabowo berkeinginan untuk memberdayakan masyarakat desa dengan memanfaatkan potensi lokal secara maksimal.

Serta membangun struktur ekonomi yang dikelola oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Sukarso menilai Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekonomi desa.

Saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dia mengakui jika sebelumnya telah ada koperasi unit desa (KUD) yang tumbuh dan berkembang di desa-desa.

"Koperasi unit desa sebenarnya dulu sudah melembaga, artinya sudah dianggap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, tetapi kemudian tidak dirawat sehingga sedikit demi sedikit hilang dengan adanya individualistik atau usaha-usaha individu yang lebih dominan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, KopDes Merah Putih yang akan segera diluncurkan pemerintah dapat dikatakan seperti memanggil kembali semangat KUD dalam rangka memperkuat ekonomi desa.

Akan tetapi jika untuk memanggil kembali semangat KUD, lanjut dia, hal itu sangat diragukan karena ada perubahan sosial yang signifikan antara zaman dulu dan sekarang.

"Jadi, kayak lembaga-lembaga adat yang mau direvitalisasi, recalling, dipanggil kembali, enggak mungkin karena sudah berubah secara sosial itu. Masyarakat kita di desa itu individualistiknya sudah kuat, sehingga kalau mau komitmen membangun koperasi ya ide-ide koperasi itu supaya melembaga dululah, jadi jangan model, tetapi mungkin lebih ke regulasi," katanya.

Ia mengatakan, model penting, tetapi regulasi lebih penting sehingga ada mekanisme ekonomi di desa yang ujungnya di koperasi, bukan lagi kios-kios dagang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang individual.

Menurut dia, saat sekarang yang dominan berupa usaha individual karena roh dari UMKM sebenarnya adalah individual.

"Kalau koperasi beda lagi. Jadi, semangat koperasi unit desa itu sebenarnya dulu sempat melembaga tetapi tidak dirawat, sehingga berangsur-angsur enggak kuat lagi, anak-anak sekarang mungkin tidak mengenal lagi KUD yang zaman dulu populer," katanya.

Lebih lanjut, dia menyoroti pinjaman yang diberikan pemerintah sebagai modal awal bagi KopDes Merah Putih dengan plafon hingga Rp3 miliar per koperasi dan harus dikembalikan dalam enam tahun.

Menurut dia, hal itu berarti pemerintah melihat koperasi seperti melihat sektor usaha yang lain, sehingga tidak ada kekhususan.

"Jadi, ini butuh modal, sehingga dikasih modal, hanya sebatas itu ya, tidak semacam program-program yang mengatur supaya nilai-nilai koperasi itu kembali mengakar di masyarakat," katanya.

Menurut dia, pemerintah sebenarnya ingin menghidupkan kembali semangat koperasi tetapi langsung direcoki dengan semangat renten, sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada yang diuntungkan dari alokasi pinjaman modal tersebut.

Selain itu, kata dia, koperasi menjadi kapitalistik karena seolah kekurangan dana atau modal.

"Padahal yang saya yakini selama ini koperasi sudah menjadi roh bagi kerja sama ekonomi masyarakat, saka guru ekonomi Indonesia adalah koperasi. Itu yang harus diterjemahkan, ditingkatkan komitmennya terhadap hal itu," katanya.

Bahkan, kata dia, koperasi dalam Undang-Undang Dasar 1945 dianggap sebagai saka guru perekonomian Indonesia dan hal itu merupakan kesadaran moral dari para pendiri bangsa.

"Kami dari kalangan akademisi melihat, jangan semuanya itu dilihat dari sudut pandang ekonomi bahwa menghidupkan koperasi itu hanya perlu modal, bukan. Itu kesadaran orang untuk gotong royong, untuk bekerja sama, itu rohnya koperasi, jadi itu yang perlu dibuat regulasi, sehingga tumbuh rasa kebersamaan itu yang lebih penting, nanti modal akan datang dengan sendirinya," kata Sukarso.

Load More